ben-white-qDY9ahp0Mto-unsplash
Dissecting Money

Dissecting Money

DomaiNesia

Reksa Dana untuk Pemula

Ketakutan karena ketidaktahuan

Saya kira periode ini adalah waktu yang tepat untuk membicarakan reksa dana (RD), di tengah maraknya isu resesi ekonomi dan karena instrumen investasi yang dikenal dengan nama reksa dana ini baru saja dihajar bertubi-tubi oleh sentimen negatif, yaitu bubar/ditutupnya beberapa manajer investasi karena kasus gagal bayar. Sehingga banyak sejawat dan pembaca yang baru mau memulai investasi jadi takut untuk menanamkan dana investasinya di RD, dan sejawat yang sudah (merasa) mengerti investasi menjadi panik dan takut berlebih terhadap RD (tidak berhenti di situ, namun berlanjut ke menyebarkan ketakutan tersebut ke orang lain).

Padahal saya selalu bilang:

We’re only afraid of what we do not understand.

Jadi wajar apabila Anda mengalami ketakutan, karena Anda tidak memiliki dasar pengetahuan yang mendalam mengenai instrumen investasi tersebut. Kembali ke contoh investor panik di atas, itu menurut saya sama saja dengan seseorang yang hanya bisa menyetir mobil transmisi automatic, namun suatu waktu mencoba menyetir mobil manual dan kemudian menabrak. Kemudian yang bersangkutan mengambil kesimpulan bahwa mobil manual itu jelek dan jangan digunakan.

Sounds stupid?

Or childish?

It sure is.

Definisi singkat dan cara kerja reksa dana

Reksa = penjaga

Dana = uang

Jadi RD memiliki arti literal “penjaga uang.” Baca definisi lengkapnya di artikel ini. Di dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah mutual fund.

Pada dasarnya Anda menitipkan sejumlah dana ke para “penjaga uang” yang di dunia finance selalu disebut dengan istilah keren “manajer investasi” (MI). Dana Anda kemudian akan diinvestasikan oleh MI tersebut di dalam beberapa instrumen investasi yang sudah ditetapkan sebelumnya dan tertulis di dalam dokumen prospectus atau fund fact sheet dari manajer investasi tersebut.

Ingat baik-baik kedua istilah ini karena Anda harus berteman karib dengan keduanya jika ingin menguasai berinvestasi menggunakan instrumen RD.

Karena sebuah MI pasti memegang dana dari banyak investor lainnya selain Anda, maka itu RD sering juga disebut sebagai kontrak investasi kolektif (KIK).

Kesalahan bank dalam hal reksa dana

Dalam hal ini saya sangat mungkin biased, karena memiliki pengalaman yang tidak enak menggunakan instrumen RD melalui bank. Jadi untuk yang berinvestasi di RD melalui bank dan tidak punya keluhan, mungkin Anda beruntung karena memiliki bank yang baik.

Sebelumnya kita wajib terlebih dahulu mengetahui bahwa RD itu dapat dibeli melalui:

  • Bank
  • Perusahaan sekuritas
  • Platform/aplikasi

Di manapun Anda membeli RD, rata-rata sekarang ini seluruh transaksinya dapat dilakukan secara online.

Namun ada dua alasan mengapa saya tidak membeli RD melalui bank:

  1. Produk reksa dana yang dijual di bank tergantung dengan MI yang bekerjasama dengan bank tersebut (menurut saya ada conflict of interest di sini). Sehingga implikasinya pilihan MI dan produk-produk yang dapat dipilih pun sangat terbatas jika dibandingkan dengan platform supermarket reksa dana lain.
  2. Jika Anda menanyakan mengenai pembelian reksa dana di bank, maka Anda akan diarahkan untuk berbicara dengan seorang pegawai marketing. Yes, marketing.

Ada sedikit cerita lucu di poin kedua, karena pertama kali saya membeli produk reksa dana di bank, saya diarahkan untuk berbicara dengan pegawai bank tersebut, kita sebut saja namanya Pak Kumis, dan akhirnya tanpa banyak diberikan pengertian saya diarahkan untuk membeli 2 produk reksa dana saham.

Pada saat saya bercerita tentang pengalaman tersebut kepada Mentor, kemudian beliau menanyakan ke saya “Oh baik, mantap akhirnya sudah berani beli reksa dana. Manajer investasinya siapa?” Dan dengan percaya diri dan lantang saya menjawab “Namanya Pak Kumis.”

Kalau Anda tidak tertawa geli membaca hal di atas, berarti Anda sama cluelessnya dengan saya saat itu perihal reksa dana.

Pak Kumis WAS JUST A MARKETING GUY!

He didn’t care about my money. He didn’t care about the security of my investment. He didn’t care about the risk involved.

All he cared about was just selling the products!

Because that’s what marketing people do. Stupid me for not understanding that back then.

P.S. Untuk para bankir, no offense. Saya paham bahwa tidak semua marketing bank seperti itu, namun saya kira pengalaman saya ini wajib dibagikan agar tidak banyak pemula yang terjerumus di dalam hal yang sama.

Kapan harus memilih instrumen reksa dana?

Menurut saya pribadi, investasi RD adalah salah satu yang paling tepat apabila Anda menginginkan sebuah investasi untuk jangka panjang.

Mengapa?

Karena melalui investasi RD jangka panjang, maka faktor compound interest akan turut bekerja di dalam pelipatgandaan uang Anda. Baca selengkapnya mengenai compound interest di artikel ini.

Selain itu, reksa dana menurut saya adalah salah satu instrumen investasi yang paling cocok untuk para profesional (terutama dokter) yang seringkali waktunya sudah habis untuk melaksanakan kerja profesinya.

Karena jika Anda sudah mengerti cara memilih reksa dana, mengatur strategi berinvestasi berdasarkan tujuan investasi Anda, maka Anda hanya tinggal membeli unitnya setiap bulan dan membiarkan dana tersebut diolah oleh manajer investasi. Tidak perlu dilihat-lihat atau diperiksa setiap hari atau bahkan setiap bulan, paling-paling Anda hanya perlu melakukan portfolio rebalancing setahun sekali.

Apa yang harus dipelajari mengenai reksa dana?

Agar Anda tidak terlalu tersesat saat mulai berinvestasi di reksa dana, berikut ini adalah hal-hal paling minimal yang Anda perlu pelajari mengenai instrumen investasi ini:

Jenis reksa dana

Diurutkan dari yang memiliki return terkecil ke terbesar (sehingga risikonya pun dari kecil ke besar):

  • Money market (pasar uang): pada dasarnya sama saja dengan uang Anda ditaruh di dalam instrumen deposito (karena MI nya akan memutar uang Anda di dalam instrumen deposito/sejenisnya), hanya saja unit pembeliannya jauh lebih murah dibanding dana minimal untuk membuka akun deposito. Jadi bisa dibilang ini instrumen yang tepat untuk orang yang mau investasi yang aman, tetapi belum cukup uangnya untuk membuka akun deposito. Menurut saya pribadi jika tujuan investasi Anda jangka panjang dan untuk dana pensiun, tidak ada gunanya dana tersebut ditaruh di dalam reksa dana pasar uang.
  • Fixed income (pendapatan tetap/obligasi/bonds): MI akan memutar uang Anda di dalam instrumen surat hutang/obligasi baik milik negara ataupun milik perusahaan. Membeli surat hutang negara secara langsung sendiri sebenarnya tidak terlalu besar minimal dana yang dibutuhkan untuk bisa membelinya, namun dana tersebut tidak dapat dicairkan dalam kurun waktu tertentu, sehingga reksa dana obligasi memiliki keuntungan dalam hal pencairannya dapat dilakukan kapan saja (tetap memakan waktu 2-3 hari biasanya untuk pencairan unit reksa dana). Namun saya sendiri tidak akan pusing karena investasi di reksa dana adalah untuk jangka panjang, pada dasarnya tidak untuk sering dicairkan sewaktu-waktu. Biasanya tidak seluruhnya dana yang dititipkan akan ditaruh oleh MI dalam obligasi, biasanya sekitar 80% obligasi, lalu 20% sisanya di instrumen yang lebih aman seperti deposito atau sejenisnya. Info ini dapat Anda dapatkan di berkas fund fact sheet dari MI.
  • Equity fund (saham): merupakan sebuah RD di mana sang MI akan menginvestasikan dana Anda ke dalam efek (saham). Sehingga dari segi return, tentunya RD saham ini paling menarik karena returnnya lebih besar dari RD pasar uang atau obligasi, namun jangan pernah lupakan bahwa: with greater return, comes greater risks. Serupa seperti RD obligasi, biasanya hanya 80% dana MI yang dialokasikan ke saham, 20% sisanya dalam instrumen pasar uang yang lebih aman.
  • Campuran: Sesuai namanya, RD ini merupakan campuran dari 2 atau lebih jenis RD di atas.

Cara manajemen reksa dana

Cara atau gaya sebuah manajer investasi mengelola dana yang kita titipkan dibagi dalam 2 golongan:

  • Manajemen aktif:
    Sang manajer investasi akan mempekerjakan tim-tim yang terdiri dari analis penelitian yang kemudian akan mempelajari pergerakan pasar saham, atau bahkan memeriksa kinerja perusahaan-perusahaan untuk kemudian mereka memilih di mana dana titipan tersebut akan diinvestasikan. Kenapa? Karena sesuai namanya (aktif), maka sebuah RD manajemen aktif akan selalu mencoba untuk mengalahkan kinerja pasar (gampangnya: mengalahkan return IHSG). Hal ini berarti akan terdapat biaya lebih untuk aktivitas manajemen tersebut, sehingga sebuah RD aktif akan memiliki tingkat fee/biaya yang lebih tinggi.
  • Manajemen pasif (indeks):
    Sebaliknya, sebuah RD manajemen pasif atau yang seringkali dikenal dengan RD indeks tidak akan mencoba untuk mengalahkan kinerja pasar. Manajer investasinya pun hanya akan mencoba untuk menyamai pergerakan sebuah indeks (contoh: LQ45, IDX30, dsb) dan tidak akan mencoba mengalahkan kinerja indeks tersebut. Sehingga, karena mereka tidak perlu bekerja banyak dalam menganalisa, maka sebuah RD pasif/indeks akan memiliki tingkat fee/biaya yang lebih rendah.

Lantas bagaimana cara kita mengetahui secara umum bagaimana dana kita akan diolah oleh sang MI?

Disinilah pentingnya bagi investor untuk membaca dua berkas terpenting mengenai investasi RD, yaitu prospectus dan fund fact sheet.

Prospectus dan fund fact sheet

Saya tidak akan bicara banyak mengenai definisi dari masing-masing berkas ini, karena sudah dapat Anda baca dengan lengkap di sini.

Kedua berkas ini dapat Anda dapatkan dengan mudah di website Bursa Efek Indonesia atau melalui web broker Anda. Jika Anda tidak dapat mendapatkan berkas ini dari sebuah produk RD, berarti kita ambil gampangnya saja: MI-nya tidak serius di dalam pengelolaan dan pelaporan keuangan, sehingga langsung saja kita tebang dari pilihan kita.

Namun sejatinya, kedua berkas ini sangat berbeda sekali. Anda akan menemukan bahwa prospectus itu merupakan sebuah file yang sangat banyak halamannya, ribet dan membingungkan. Ya, memang, karena pada dasarnya berkas prospectus merupakan berkas yang “dibuat oleh para pengacara, untuk para pengacara.” Maksudnya apa? Artinya berkas prospectus memang menjadi dasar hukum sebuah MI bekerja, dan harus dapat dipertanggungjawabkan pula secara hukum. Sehingga tidak mengherankan jika orang awam seperti kita akan merasa overwhelmed saat membacanya.

Nah untuk itulah maka sebuah MI akan mengeluarkan sebuah berkas lain yang jauh lebih sederhana, yaitu fund fact sheet (FFS). Berkas FFS ini biasanya hanya terdiri dari 1-3 lembar penjabaran singkat yang diturunkan dari berkas prospectus, agar mempermudah para calon investor di dalam mempelajari hal-hal mengenai cara MI bekerja mengolah dana. Penyajiannya pun dipercantik menggunakan grafik dan gambar, agar mempermudah investor di dalam mencernanya.

Sehingga saya selalu menganjurkan kepada yang baru mau memulai investasi RD agar mulai baca dari FFS-nya dulu, apabila ada info yang tidak didapatkan atau masih merasa kurang puas dengan penjabaran sang MI, baru berlanjut untuk mencari informasi tersebut di dalam berkas prospectus.

Hal-hal yang wajib Anda cari tahu di dalam kedua berkas ini antara lain:

  • Biaya/fee yang akan dibebankan kepada investor oleh MI (semakin rendah, semakin bagus)
  • Alokasi aset oleh MI (biasanya dalam bentuk persentase)
  • Efek-efek terbesar di dalam portfolio MI (biasanya dicantumkan 5)

Jangan lupa bahwa di dalam prospectus maupun FFS selalu tertulis kalimat ajaib yang harus selalu Anda ingat, yaitu: kinerja masa lalu tidak mencerminkan atau menjadi garansi untuk kinerja masa yang akan datang.

Past performance does not guarantee future results.

Ya, jadi jangan lupakan bahwa seberapapun menjanjikan kinerja sebuah RD dilihat dari FFS, itu hanya merupakan kinerjanya di masa lalu! Tidak ada yang bisa menjanjikan bahwa 1 bulan, 1 tahun atau 10 tahun mendatang kinerja RD tersebut akan menjadi seperti apa. Jika ada, maka oknum tersebut adalah penipu dan baiknya Anda langsung menjauh darinya.

Biaya/fee dalam investasi reksa dana

Berikut ini adalah sebuah contoh informasi mengenai fee yang dicantumkan di dalam FFS sebuah instrumen reksa dana:

Yang saya jabarkan di bawah ini adalah gambaran umum mengenai biaya-biaya di dalam investasi reksa dana:

  • Biaya pembelian (subscription fee): biaya yang dibebankan ke investor saat pembelian unit RD, sederhananya: uang yang Anda ingin investasikan langsung dikurangi oleh biaya ini (% fee x jumlah uang Anda). Periksa lagi ke broker/perusahaan sekuritas Anda, karena di era online ini sudah banyak sekali yang membebaskan investor dari fee ini.
  • Biaya penjualan (redemption fee): biaya yang dibebankan ke investor saat pencairan unit RD, sederhananya: jumlah investasi yang Anda ingin cairkan menjadi uang langsung dikurangi oleh biaya ini (% fee x jumlah investasi yang Anda cairkan). Periksa lagi ke broker/perusahaan sekuritas Anda, karena di era online ini sudah banyak sekali yang membebaskan investor dari fee ini (seringkali diberikan periode waktu, contoh: bebas biaya penjualan jika lama investasi sudah > 1 tahun).
  • Biaya pengalihan (switching fee): prinsip perhitungannya sama seperti kedua fee di atas, namun biaya ini dikenakan apabila investor langsung mengalihkan/memindahkan dana investasi dari sebuah instrumen RD ke instrumen RD lain (tidak mencairkan uangnya).
  • Biaya kustodian: pada dasarnya merupakan biaya yang dibebankan kepada investor untuk jasa bank kustodian, yang menjadi pihak ketiga dimana aset kita disimpan, dicatat, dsb.
  • Biaya pengelolaan (management fee): nah ini merupakan biaya terpenting yang wajib Anda perhitungkan di dalam investasi RD; pada contoh di atas dicantumkan sebagai “jasa manajer investasi.” Ya memang sesuai dengan namanya, ini merupakan biaya yang investor bayarkan sebagai imbal jasa pengelolaan uang kita (jangan lupa kan kita memang pada dasarnya sedang jastip uang). Kenapa? Karena biaya pengelolaan yang terlalu tinggi tanpa Anda sadari akan perlahan-lahan menggerogoti dana investasi Anda. Dana ini biasanya dibebankan ke investor setiap tahun (per annum).

Sekian dulu reksa dana for dummies dari saya. Mudah-mudahan cukup untuk men-jumpstart Anda untuk mengerti lebih jauh tentang reksa dana, dan terhindar dari ketakutan berlebih yang didasari ketidaktahuan.

Sebagai penutup, saya akan berikan sebuah paragraf reflektif untuk Anda yang didasarkan kepada statistik:

Awal tahun 2020 ini dibuka dengan harga pasar yang merosot tajam, mengindikasikan adanya kemerosotan perekonomian.

Secara statistik, perokonomian berjalan dalam sebuah siklus, dan sebuah periode bull market akan berjalan selama rata-rata 5 tahun sebelum kembali ke periode bear market.

Bear market besar terakhir terjadi tahun 2008. Sehingga bear market pra 2020 kemarin sudah berlangsung selama 11 tahun lebih.

Apakah bear market ini akan berlangsung terus, atau sudah akan kembali ke bull market? Tidak ada yang tahu.

Namun statistik jelas mencatatkan bahwa banyak miliuner-miliuner baru justru muncul setelah periode bear market yang hebat.

Bahkan para investor-investor besar termasuk William Bernstein pernah berkata: “Investor-investor pemula seharusnya berlutut dan berdoa agar dapat terjadi sebuah bear market dan mengalami dan melewatinya.”

Jadi, apakah Anda sudah siap untuk mulai berinvestasi?


Bagaimana dengan Anda? Apakah ada yang masih belum dimengerti atau masih kuatir dengan investasi di reksa dana?

Tinggalkan komentar di kolom di bawah atau melalui ikon chat di kanan bawah.

Photo by Ben White on Unsplash

www.domainesia.com

2 thoughts on “Reksa Dana untuk Pemula”

  1. Dari dulu saya selalu penasaran ingin berinvestasi tapi bingung karena ilmunya yg masih kurang dan takut dengan resiko2nya. Dengan blog dokter ini sangat membantu dan membuka wawasan saya tentang pentingnya personal finance yang baik. Terima kasih dan tetap lanjut ya dok!

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Weekly newsletter

Suntikan literasi keuangan (dan kehidupan) mingguan di tengah kesibukan Anda!