bermix-studio-aX1hN4uNd-I-unsplash
Picture of Dissecting Money

Dissecting Money

DomaiNesia

5 Alasan untuk Tidak Investasi Forex atau Bitcoin

Tidak harus mengikuti tren

Sekarang semua orang sedang membicarakan mengenai bitcoin dan cryptocurrency. Seluruh teman-teman saya membicarakan mengenai foreign exchange (forex)/valuta asing.

Apakah saya juga harus investasi di dalamnya agar tidak ketinggalan?

Jawaban singkatnya: tidak perlu.

Artikel ini merupakan penjabaran dari 5 alasan mengapa sampai sekarang saya sama sekali tidak tertarik untuk berinvestasi di forex maupun bitcoin ataupun jenis cryptocurrency lainnya.

1. Saya tidak memahaminya

Kita semua sudah paham bahwa prinsip paling utama dari berinvestasi adalah:

Jangan berinvestasi pada sesuatu yang tidak kita pahami.

Saya memahami bahwa dengan berinvestasi saham artinya saya membeli bisnis dari perusahaan (tunggal maupun jamak) dan berhak ikut mendapatkan untung apabila perusahaan tersebut mencetak keuntungan. Saya juga memahami bahwa dengan berinvestasi di obligasi maka saya memiliki piutang dan artinya berhak untuk mendapatkan imbal hasil dari uang yang saya pinjamkan.

Bagaimana dengan forex dan bitcoin?

I have no idea.

Apa yang membuat nilai valuta asing bergerak satu terhadap yang lain? Perekonomian negara? Baiknya hubungan multilateral dengan negara lain? Siapa yang sedang menjabat jadi presiden/perdana menteri?

I have no clue.

Apa juga yang membuat bitcoin bisa naik 1.000% dalam 1 tahun dan anjlok ratusan persen juga dalam hitungan bulan?

Nada.

Don’t understand it.

Not a single bit.

Saya kira alasan-alasan di atas cukup untuk memberitahu sejawat sekalian bahwa saya tidak memahaminya, sama sekali tidak memiliki ketertarikan untuk mempelajarinya, dan maka itu tidak akan berinvestasi di dalamnya, apalagi mengarahkan orang lain untuk berinvestasi di situ.

(NOTE: Those who think they know how to “invest” in currency don’t actually understand these things either! They just think they can read some signals on some candlestick charts. Or they think they have a crystal ball. One of the two.)

2. Investasi bukan seperti permainan baseball

Sebuah kutipan dari perkataan Warren Buffet yang akan saya pegang seumur hidup dalam berinvestasi:

Investasi bukanlah sebuah permainan baseball dimana Anda hanya mendapat kesempatan untuk 3 kali mengayunkan pemukul saat bola masuk zona strike dan kemudian Anda keluar dari permainan.

Kita bisa saja mendapatkan kesempatan 100 kali, 1.000 kali, 1.000.000 kali untuk berinvestasi pada sebuah instrumen investasi dan tidak mengambilnya (baca: tidak mengayunkan pemukul), dan kita masih akan tetap berada di dalam permainan tersebut.

Jadi, biarkan saja mulut orang-orang berbusa dan mengatakan bahwa: “Kamu harus berinvestasi di dalamnya, kesempatan ini tidak akan datang lagi.”

Nope, not gonna swing.

Whether those people will climb their way to billions, or possibly crash and burn, I don’t care.

I’ll still be in the game anyway.

3. Saya hanya peduli akan kehilangan dana

Sangat disayangkan, salah satu masalah mental terbesar bagi para investor sebenarnya tidak memiliki perbedaan sama sekali dengan masalah mental anak sekolah menengah pertama (SMP): fear of missing out.

Si A investasi di bitcoin dan mendapatkan return 1.100% sehingga bisa jadi modal untuk sekolah spesialis.

Si B investasi dolar Amerika Serikat waktu krisis dan sekarang sudah cuan 300%.

Lalu kita sebagai investor mukanya ditekuk 12 lipat dan merasa bahwa ini adalah akhir dunia karena kita kelewatan kesempatan untuk “jadi kaya” tersebut.

Who cares, man..

Untuk apa kita memikirkan akan skenario yang mungkin terjadi padahal uang kita tidak pernah ada di dalamnya? Itu sama pointless-nya dengan saya berandai-andai kenapa saya tidak pernah bersekolah di tempat yang sama dengan Agnes Monica.

Saya buang-buang waktu, tenaga dan pikiran jika saya memukuli diri saya akan kesempatan-kesempatan yang saya lewatkan. Yang paling penting adalah kapital atau dana pokok investasi saya masih ada dan masih bisa bekerja mencari uang lagi untuk saya.

Selama saya masih bisa mengontrol risiko-risiko di dalam strategi saya berinvestasi, maka saya masih akan ada dalam permainan ini untuk waktu yang sangat lama.

4. Tidak ada keuntungan lain selain dari perubahan harga

Yang paling sering tidak disadari oleh orang yang “berinvestasi” di forex dan bitcoin adalah fakta yang paling membuat saya enggan menaruh uang saya di sana:

Satu-satunya cara untuk mendapatkan keuntungan dari investasi forex maupun bitcoin (juga emas, for this matter) adalah perubahan harga/capital gain.

Tidak ada dividen.

Tidak ada kupon.

Tidak ada efek compounding interest.

Untuk apa saya berinvestasi pada sebuah instrumen yang sumber keuntungannya hanya memiliki satu pintu?

Coba perhatikan portfolio dari Ray Dalio, sebuah portfolio yang konon sangat efisien dan stabil dalam melewati periode krisis ekonomi seperti apapun, sehingga sampai diberi tajuk “All Weather Portfolio:”

Do you see any foreign exchange or bitcoin in it?

No, ’cause he was smart enough not to invest ANY amount of money in speculative instruments (hint: forex and bitcoin ARE speculative instruments).

Are YOU smart enough?

5. Saya tidak sanggup melihat volatilitasnya

Saya adalah investor yang cemen.

There, I said it.

Karena lebih baik mengakuinya daripada berlagak berani tapi kemudian saya kehilangan seluruh pokok dana investasi saya karena terpengaruh secara mental dengan perubahan-perubahan harga yang drastis:

Saat harga tinggi, dijual karena takut harga akan jatuh, untuk selanjutnya hanya melihat harga yang terus menanjak.

Saat harga rendah, jual rugi karena takut harga akan terus turun, untuk selanjutnya melihat ternyata terjadi rebound harga yang signifikan.

Nope, been there, not going to do it anymore.

Saya tidak akan pernah mempertaruhkan uang yang saya perjuangkan dengan darah, keringat dan tangis dalam bitcoin yang memiliki simpang baku sebesar 139%.

Seratus. Tiga puluh. Sembilan. Persen.

Saya sederhanakan untuk Anda: jika Anda memiliki pokok dana investasi 100 juta IDR, dengan simpang baku 139% maka bisa saja Anda mendapat untung 139 juta IDR dalam sekejap. Namun, jangan lupa simpang baku berarti tidak hanya persimpangannya ke kutub positif, tapi juga dapat mundur dengan jarak  yang sama ke kutub negatif.

Berapakah 100 juta IDR – (100 juta IDR x 139%)?

Di perhitungan saya hasilnya minus, tapi tidak ada salahnya untuk mengecek siapa tahu hasil di kalkulator Anda berbeda.

Apakah Anda rela jika sewaktu-waktu pokok dana investasi Anda bisa jadi tidak berharga apa-apa sama sekali?

Investasi dana pensiun yang sudah ditabung sekian lama menguap begitu saja?

Mimpi untuk sekolah spesialis sirna karena dananya jadi “korban gorengan” bandar?

Investasi pendidikan anak yang akan kuliah sebentar lagi tiba-tiba kandas dan Anda tidak tahu harus bilang apa ke anak Anda?

Yup. Didn’t think so.


Apakah Anda masih tertarik untuk berinvestasi di forex dan bitcoin?
Atau mungkin Anda masih merupakan investor di sana?
Tinggalkan komentar di kolom di bawah.

Photo by Bermix Studio on Unsplash

www.domainesia.com

8 thoughts on “5 Alasan untuk Tidak Investasi Forex atau Bitcoin”

  1. betul dok, di jaman pandemi marak nih cari cuan dengan modal rebahan, scroll2 info sesat, iri liat screen capt pas lagi untung ,,, termasuk forex trader baik yang robo maupun yang manual, serta bitcoin dengan bumbu2 berita2 untung besar, serta tokoh internasional yang menntweet mengenai investasi hal ini. menurut saya di perlukan mitigasi resiko yang bijak,

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Weekly newsletter

Suntikan literasi keuangan (dan kehidupan) mingguan di tengah kesibukan Anda!