Untitled design
Picture of Dissecting Money

Dissecting Money

DomaiNesia

Should I Reduce My Screen Time?

Kekuatan luar biasa yang tidak disadari

Generasi Y atau yang dikenal sebagai generasi millennial bisa dibilang merupakan sebuah generasi transisi dimana terjadi perubahan yang sangat signifikan di dalam hidup manusia, terutama terkait bagaimana manusia berperilaku di dalam kehidupannya. Everything could be done from the screen of their smartphones. The question would be: should I reduce my screen time?

Sebagai gambaran, perhatikan saja gambar berikut:

(Sumber: pingdom)

Gambar di atas merupakan hard drive pertama di dunia. Dengan ukuran yang hampir sebesar lemari baju, hard drive tersebut memiliki kapasitas memori 5 mb yang pada saat itu merupakan barang tercanggih di dunia.

Hampir semua generasi millennial saat ini memegang sebuah (atau bahkan lebih) smartphone, dengan kapasitas paling minimal 1.000 kali hard drive tersebut di atas.

In your hand, you actually hold more power than NASA did when they landed a man on the moon.

Generasi iY

Dengan meningkatnya kekuatan teknologi secara eksponensial di dalam 5 dekade terakhir ini, maka hadirlah keseluruhan teknologi tersebut dalam sesuatu yang kita sebut smartphone. Segala sesuatu dapat kita lakukan melalui smartphone, sehingga dimulai dari generasi Y (millennials) terjadilah perubahan perilaku yang mendasar tetapi tidak mudah untuk disadari:

Semua orang menginginkan segala sesuatu dengan cepat dan instan.

Joseph Allen, di dalam bukunya yang berjudul “The Generation that Destroyed Our Humanity” bahkan mengejek generasi Y dengan menyebutnya sebagai generasi iY (pelesetan dari iPhone). Menurut saya bahkan generasi iY ini tidak terdiri dari generasi Y saja, tetapi juga sudah mencakup generasi Z. Generasi iY ini ditandai terutama karena perilakunya yang menginginkan segala sesuatu dengan 5 ciri-ciri yang disingkat sebagai SCENE (quite the irony, because nowadays it seems like everyone’s trying to make a scene):

S – Speed: menginginkan segala sesuatu dengan cepat.

C – Convenience: menginginkan segala sesuatu terjadi di manapun dia berada.

E – Entertainment: menginginkan segala sesuatu yang menghibur.

N – Nurturing: menginginkan segala sesuatu yang memanjakan diri.

E – Entitlement: menginginkan segala sesuatu yang (menurut mereka) merupakan haknya.

Sure sounds familiar, doesn’t it?

Pedang bermata dua

Now, before you start thinking that I’m too old-school, hear me out.

With great power, comes great responsibility.

If Spider Man’s too cheesy, try this:

With great speed, comes death when you become suddenly static.

Yang saya mau sejawat sekalian sadari adalah bahwa setiap perkembangan teknologi bisa menjadi pedang bermata dua dan menjadi senjata makan tuan apabila kita tidak menyadari the flip side of the coin (sisi lainnya).

Kecepatan yang membuat jadi lambat

Seberapa sering Anda merasa sangat lelah pada suatu hari di masa pendidikan atau di pekerjaan Anda, dan merasa bahwa Anda sangat membutuhkan istirahat dan tidur yang nyenyak? Kemudian Anda mandi dengan air hangat untuk membersihkan diri dan merasa nyaman, lalu berbaring di tempat tidur hanya untuk menghabiskan waktu 1-2 jam lagi untuk scrolling Instagram, TikTok maupun YouTube?

(Photo by Sora Shimazaki from Pexels)

When all you really need is some sleep?

Mungkin karena Anda merasa bahwa Anda sudah bekerja dengan keras selama seharian dan merasa bahwa Anda “layak” untuk mendapatkan hiburan sedikit melalui smartphone Anda?

Saya tumbuh besar di era internet dial-up dan tidak merasakan kenikmatan unlimited internet connection di WiFi rumah maupun YouTube sampai saya duduk di bangku kuliah kedokteran, sehingga saya tahu apa rasanya “menyerah” untuk melihat sebuah video karena tidak kunjung selesai buffering.

Nowadays, people don’t have that. With a single tap on some links, poof! Some 30-minutes of your time had just gone without you ever realizing it.

Pertanyaan terbesarnya adalah: Apakah Anda yakin bahwa waktu yang Anda habiskan untuk melihat layar smartphone itu betul-betul bermakna? Apakah sebuah video itu membuat Anda semakin pintar? Apakah Anda sedang mencoba berkarya untuk membagikan nilai ke orang lain? Apakah akan memberi makna lebih terhadap keberadaan Anda di tengah-tengah masyarakat?

Atau jangan-jangan kecepatan yang dihadirkan oleh internet sama sekali tidak membuat Anda menjadi lebih gesit atau tangkas, tetapi justru membuat Anda nyaman dengan berjalan di tempat?

Kenyataan pahit

Dan inilah paradoks waktu dan kecepatan yang saya maksud.

(Paradoks: pernyataan yang seolah-olah bertentangan (berlawanan) dengan pendapat umum atau kebenaran, tetapi kenyataannya mengandung kebenaran)

It is indeed a disruptive era, but we need to be wise, or otherwise it’ll swallow us whole.

Penelitian menunjukkan bahwa rerata orang menghabiskan waktunya melihat layar smartphone atau yang sering disebut dengan screen-time per hari adalah:

3 jam 15 menit

Sekarang anggaplah bahwa Anda adalah orang yang rata-rata. Maka dalam satu minggu waktu yang Anda habiskan untuk melihat layar smartphone adalah:

22 jam 45 menit

Hampir satu hari penuh dari 7 hari dalam seminggu yang dimiliki setiap orang tanpa terkecuali.

Sekarang anggaplah usia harapan hidup manusia rata-rata adalah 70 tahun. Maka artinya waktu yang dihabiskan oleh seseorang tersebut untuk melihat layar smartphone sepanjang kesempatan hidupnya adalah:

11 tahun

And you wonder why you always think you don’t have time to do this and that.

Dengan hadirnya kecepatan, seharusnya waktu semakin dapat dihemat. Namun, dalam hubungan antara kecepatan akses internet dan waktu yang kita miliki, terciptalah sebuah paradoks dimana kita justru malah membuang-buang waktu yang merupakan aset kita yang paling berharga.

Saya sendiri menyadari hal ini setelah mengetahui bahwa pada hari di mana saya sangat aktif di media sosial, maka screen-time saya bahkan bisa mencapai 7+ jam per hari. Seven. Freaking. Hours. A day.

Nope, I am not going to waste my time for unimportant things.

I’m going to make my time spent looking at my smartphone count.

And I suggest you do the same.

Baca juga artikel saya mengenai Tips dan Trik untuk Mengurangi Screen Time.


Apakah Anda juga merasa kecanduan smartphone?
Apakah Anda merasa sudah menggunakan waktu yang Anda miliki dengan baik?
Tinggalkan komentar di kolom di bawah.

Photo by Nathan Dumlao on Unsplash
Photo by CHUTTERSNAP on Unsplash

www.domainesia.com

5 thoughts on “Should I Reduce My Screen Time?”

  1. sangat mengena dan sesuai realitas dok hehehehe ,,karena rasa ingin tau yang besar , kebutuhan eksistensi, mencari ilmu pengetahuan, bahan ghibah jadinya keterusan lalu jadilah team ” kaum rebahan” , perlu di imbangi memang dengan kegiatan, namun di masa pandemi ini tentu sedikit sukar utk flexibilitas aktivitas sosial, bekerja di kantor,,, good job dissecting money, thanks for reminding us …

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Weekly newsletter

Suntikan literasi keuangan (dan kehidupan) mingguan di tengah kesibukan Anda!