nik-macmillan-YXemfQiPR_E-unsplash
Picture of Dissecting Money

Dissecting Money

DomaiNesia

Anamnesis Finansial #3: Perawat Kamar Operasi, Vokalis, Penulis Buku

Photo by Nik MacMillan on Unsplash
 
Anamnesis, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) didefinisikan sebagai:
  • Psikologi: keterangan tentang kehidupan seseorang (klien) yang diperoleh melalui wawancara dan sebagainya.
  • Kedokteran dan fisiologi: riwayat orang sakit dan penyakitnya pada masa lampau.

Jadi pada thread post ini, saya mencoba untuk melakukan anamnesis finansial, sederhananya seperti sesi tanya-jawab dengan seseorang yang memiliki latar belakang dan profesinya masing-masing, dan akan membahas tentang sudut pandang orang tersebut mengenai dunia finansial, baik secara umum maupun pengalaman pribadinya.

Pada anamnesis finansial kali ini, saya mendapat kehormatan untuk bertanya-tanya kepada seorang perawat kamar operasi, yang juga merupakan vokalis sebuah band dan penulis buku! Seberapa sering anda dapat menemukan kombinasi ini?

Dari pengalaman saya berinteraksi dengan beliau semasa masih residen, beliau memang memiliki pola pikir yang “unik,” sehingga teks wawancara ini saya biarkan dalam bentuk bahasa prokem, untuk menghormati keunikan beliau.

Ricky P. Rikardi adalah seorang perawat yang bertugas di kamar operasi, vokalis dari band puppyhansen, dan penulis buku “Waktunya Menutup Toko.”


1. Mengenai buku yang loe tulis: Kenapa sih dulu mikir untuk mulai nulis buku? Padahal profesi perawat kan udah cukup makan waktu?

Mungkin karena gue senang nulis ya? Dan gue lebih bisa menyatakan sesuatu lewat tulisan. Gue agak kaku aja gitu kalau ngomong langsung. Dan kalau gue ingat-ingat lagi ternyata gue udah senang nulis sejak SD. Gue inget pernah nulis karangan nyeritain pengalaman temen gue renang di kali. SMA jg gue nulis buat ngisi majalah sekolah. Pas ada Facebook gue juga sering nulis di sana. Lulus kuliah sama pas awal-awal kerja gue bikin zine sama temen. Tapi ya itu semua enggak serius. Maksudnya, cuma senang-senang aja. Mulai nulis serius (maksudnya keinginan nerbitin buku sendiri) mungkin sekitar 4 tahun belakangan ini. Tapi ya karena kerjaan gue memakan banyak waktu dan tenaga jadi gue enggak bisa nulis full time. Kadang gue cuma bisa nulis pas hari Sabtu sama Minggu aja. Untungnya, ponsel sekarang kan udah canggih ya, jadi gue bisa nulis di note kapan aja. Misalnya, gue mendadak dapat ide bisa langsung gue tulis. Buku gue yang sekarang terbit juga semuanya ditulis lewat ponsel. Cuma pas ngedit terakhir aja gue baru minjem laptop temen (laptop gue rusak soalnya).

2. Singkat aja, apa sih pesan yang pengen loe sampein dari buku ini?

Gue sangat menghindari buku gue jadi ajang ceramah, ngasih pesan moral, dan bla bla bla. Biar itu jadi tugas para pemuka agama aja. Gue simpel cuma pengen cerita aja. Tapi kalau ada pembaca yang merasa buku itu mengandung pesan moral tertentu, misalnya gara-gara baca buku itu dia jadi pengen pindah agama, yaaa apa boleh bikin. Gue nggak bisa melarang juga.

3. Apa yang ada di kepala loe kalo denger kata “investasi?”

Gue langsung kepikiran uang, uang, dan uang. Tabungan, pasar saham, dan semacamnya.

4. Loe sendiri pernah investasi?

Nggak pernah sama sekali. Rapor keuangan gue kacau banget pokoknya. Kayaknya kalau gue jadi menteri keuangan, negara ini bakalan ancur. Hahaha.

5. Menurut loe, didikan orangtua berpengaruh ga sama sudut pandang loe mengenai keuangan dan pengaturannya?

Kebetulan orang tua gue juga nggak terlalu melek masalah itu. Mereka tipe orang yang simpel, lo kerja, gajian, tabung dikit. Jadi ya mungkin pengaruhnya, gue juga jadi mikirnya sesimpel itu aja.

6. Menurut loe sendiri, pengetahuan keinginan ini sebenernya penting ga untuk perawat? Kenapa kira-kira?

Penting banget sih. Menurut gue bahkan bukan cuma buat perawat. Buat profesi apa aja juga penting kayaknya. Apalagi misalnya gaji lo nggak seberapa. Atau gaji lo nggak seberapa terus lo udah berkeluarga. Atau gaji lo nggak seberapa, lo udah berkeluarga, terus punya selingkuhan juga. Wah, pasti puyeng banget kan ngatur keuangannya?
Intinya kan sebetulnya buat jaminan saat nanti lo nggak produktif lagi. Lo pensiun, nggak dapat pemasukan lagi, apa iya bisa bertahan cuma dari tabungan doang? Itu juga mending kalau punya tabungan. Nah, kalau nggak?

7. Apa menurut loe tantangan tersusah bagi seorang perawat untuk mengatur keuangan?

Gue rasa tantangan tiap orang berbeda-beda ya? Mungkin ada yang tanggungannya masih banyak (misal udah berkeluarga tapi masih harus biayain adik-adiknya kuliah, bantuin orang tua, dll). Kalau gue pribadi sih karena gue boros aja dan hasrat foya-foyanya tinggi. Itungannya kan katanya 20% gaji buat tabungan. Kalau gue mungkin cuma 5%. 15%nya lagi buat foya-foya. Itu yang bikin susah.


Saya kira kesulitan dan kekhawatiran yang dialami oleh bang Ricky ini merepresentasikan apa yang dialami banyak orang.

Sudah mengetahui bahwa ada masalah adalah langkah utama yang sangat baik. Jurang ilmu pengetahuan tentang keuangan tinggal ditutup dengan cara belajar atau berdiskusi dengan orang yang sudah mengerti, atau bahkan sesederhana membaca artikel-artikel di dalam blog ini.

Bagaimana dengan anda? Apakah mengalami kesulitan dan kekhawatiran yang sama? Tinggalkan komentar di kolom di bawah.

Tidak mau ketinggalan anamnesis finansial dan artikel-artikel berikutnya? Subscribe untuk newsletter blog di SINI.

www.domainesia.com

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Weekly newsletter

Suntikan literasi keuangan (dan kehidupan) mingguan di tengah kesibukan Anda!