kelly-sikkema-xoU52jUVUXA-unsplash
Picture of Dissecting Money

Dissecting Money

DomaiNesia

Manfaat Mencatat Pengeluaran

Mencatat pengeluaran merupakan hal kunci di dalam pengelolaan keuangan pribadi/personal finance, tetapi entah mengapa hal yang sederhana ini merupakan salah satu hal yang paling sulit untuk dilakukan.

Kemungkinan besar yang menjadi penjelasan adalah karena khalayak ramai tidak menyadari seberapa penting mencatat pengeluaran ini di dalam anatomi personal finance seseorang.

I was HORRIBLE in jolting down my expenses, because I couldn’t really understand what’s the point of it.

Sehingga, dalam artikel ini saya akan mencoba memaparkan secara sederhana:

  • Apa alasan orang-orang malas sekali mencatat pengeluaran?
  • Apa sebenarnya manfaat dari mencatat pengeluaran terhadap keuangan kita secara keseluruhan?
  • Tips dan trik untuk mencatat pengeluaran

Let’s go.

Sekolah gagal mengajarkannya

Jangan mulai bicarakan mengenai mata pelajaran akuntansi atau yang dikenal dengan istilah mata pelajaran “tata buku” di sekolah menengah pertama (SMP) dulu, yang UNBELIEVABLY BORING, no wonder no one wants to do it later in life.

I would never understand why they named it “tata buku,” yang dari namanya saja sudah membuat siswa/i SMP mual. Sungguh, sebelum saya mengetahui bahwa itu adalah pelajaran akuntansi, saya betul-betul mengira bahwa itu adalah pelajaran bagaimana sebaiknya saya menata buku pelajaran saya di lemari rumah.

Mengapa hanya SMP? Karena di SMA kelas 2 saya masuk kelas ilmu pengetahuan alam (IPA), sehingga akhirnya terbebas dari jerat mata pelajaran tata buku ini yang membuat saya ingin menggaruk bola mata.

Di SMP, pelajaran tersebut diajarkan oleh guru yang paling membosankan, tidak memiliki humor sama sekali, menggunakan kacamata tebal minus tinggi (mungkin akibat terlalu banyak melihat angka-angka kecil), dan dengan metode pengajaran yang menurut saya sangat menjauhkan orang dari ketertarikan terhadap dunia keuangan.

Bayangkan saja, waktu itu, hal pertama yang harus kami lakukan sebelum mulai belajar adalah membuat garis-garis kolom di dalam sebuah buku portfolio bergaris besar untuk nantinya dibuat menjadi neraca keuangan (might as well call it NERAKA keuangan).

Ya, saya sepenuhnya paham bahwa zaman itu Microsoft Excel belum demikian banyak digunakan orang, tapi apakah kemudian artinya anak SMP harus kemudian menghabiskan waktu dengan pensil dan penggaris untuk membuat kolom-kolom tersebut sendiri agar kemudian dapat bekerja praktik? I highly doubt it. It’s one of the things that made me hate the lessons so much!

Sampai saya ingat di satu titik saya pernah berjanji kepada diri saya sendiri bahwa setelah saya lulus SMP hal pertama yang akan saya lakukan adalah membakar semua buku portfolio bergaris yang pernah saya gunakan untuk mata pelajaran akuntansi. (I think I really did it, I can’t remember, my brain had erased this gruesome experience)

Hal-hal mengenai pengelolaan keuangan yang pribadi dan applicable malah tidak tersentuh sama sekali. Apa gunanya penganggaran/budgeting? Apa manfaat pencatatan pengeluaran? Apa itu rasio tabungan? Apa itu rasio utang terhadap pendapatan? Berapa sebaiknya rasio utang terhadap pendapatan seseorang?

NOT ONCE were they mentioned.

Mereka hanya berharap bahwa dari 40 siswa/i di dalam satu kelas, mudah-mudahan suatu hari nanti ada yang sukses secara finansial dan menjadi miliarder, dan bisa dibangga-banggakan sebagai lulusan dari sekolah tersebut.

Jadi apabila Anda sampai titik ini masih tidak bisa disiplin dalam mencatat pengeluaran, now you understand why.

Your school failed to teach you the important lessons about money management.

Untuk berhitung

Sekarang kita beralih ke betapa pentingnya mencatat pengeluaran di dalam pengaturan keuangan. Karena, tidak seperti yang banyak orang kira, mencatat pengeluaran ini bukan artinya memiliki sebuah berkas dengan semua pengeluaran yang tercatat rapi di dalam baris dan kolom saja, maknanya jauh lebih penting daripada sekedar angka di dalam kotak-kotak saja.

Dengan mencatat pengeluaran dengan baik, maka hal terpenting yang Anda dapatkan adalah:

ANGKA PASTI pengeluaran rutin bulanan Anda berapa.

Dengan kata lain: berapa sebenarnya biaya KEBUTUHAN hidup Anda berapa setiap bulannya. Biaya KEBUTUHAN ini mencakup biaya kebutuhan primer yang tidak bisa tidak terpenuhi setiap bulannya untuk Anda/keluarga bertahan hidup (sewa rumah, listrik, air, gas, bahan makanan pokok, dll).

Seringkali orang merasa bahwa dia mengetahui kebutuhan hidup bulanannya berapa, tetapi begitu ditanya angka pastinya, jawabannya berupa kisaran harga. “Yah, kebutuhan hidup keluarga kami tiap bulan sekitar xxx IDR.”

No, it is NOT ACCEPTABLE in the personal finance world.

You MUST KNOW EXACTLY how much money you need to live every month.

Mengapa, karena angka tersebut dibutuhkan agar Anda bisa menghitung rumus-rumus penting di dalam perencanaan keuangan maupun investasi (terutama untuk dana pensiun). Apa saja hal yang dapat dihitung jika Anda sudah mengetahui angka pasti pengeluaran rutin Anda setiap bulan?

1. Dana darurat

Pastinya sejawat sudah banyak membaca di media sosial mengenai betapa pentingnya dana darurat ini di dalam piramida perencanaan keuangan (bahkan menjadi fondasi) seperti pada gambar berikut ini.

(Dari: Expat Financial Guy)

Seperti dapat kita lihat di atas bahwa budgeting dan dana darurat merupakan fondasi utama di dalam keseluruhan perencanaan keuangan seseorang. Tanpanya, piramida ini akan rubuh karena tidak memiliki dasar. Tetapi entah mengapa masih banyak sekali orang-orang yang menganggap remeh kedua hal ini.

Anyway, dengan mengetahui jumlah pasti pengeluaran rutin bulanan Anda berapa, maka Anda dapat dengan pasti menghitung berapa nominal dana darurat yang harus Anda kumpulkan segera setelah memiliki gaji pertama dengan rumus:

Dana Darurat = 6 x pengeluaran rutin bulanan

Sebagai catatan, di luar sana banyak pendapat/rumus lain mengenai berapa seharusnya jumlah dana darurat seseorang, rumus ini merupakan yang paling konservatif. Ada yang berpendapat bahwa seharusnya 6 x gaji bulanan, ada yang berpendapat bahwa seharusnya sampai 12 x pengeluaran rutin bulanan bagi yang sudah berkeluarga, dsb.

Doesn’t matter which formula you use.

Yang penting dengan memiliki angka pengeluaran rutin bulanan ini Anda sudah bisa menghitungnya. Banyak orang di luar sana bahkan tidak paham cara menghitungnya, sehingga akibatnya tidak memulai untuk mengumpulkannya dan langsung “melompat” mencoba melakukan investasi jangka panjang. Which is, frankly, quite a dumb decision.

2. Dana pensiun

Semua orang memimpikan ingin mencapai kebebasan finansial, tetapi tidak semua orang tahu berapa jumlah uang yang dibutuhkan untuk mencapai hal tersebut. Meskipun sebenarnya kebutuhan untuk dana pensiun atau yang sering disebut dengan istilah “retirement nest egg” tidak semudah itu untuk dihitung secara pasti (karena tingkat inflasi yang sering sulit ditebak), ada rumus yang terbilang mudah untuk menentukan berapa jumlah uang yang kita butuhkan untuk pensiun:

Pengeluaran rutin tahunan x 25

Quite obviously, untuk mengetahui angka pengeluaran rutin tahunan Anda perlu tahu lebih dulu angka pengeluaran rutin bulanan Anda berapa.

3. Uang pertanggungan asuransi jiwa

Jika Anda adalah pencari nafkah utama di dalam keluarga yang masih bingung berapa uang pertanggungan dari asuransi jiwa yang Anda perlukan, maka angka pengeluaran rutin ini pun yang akan membantu Anda menghitungnya.

Dengan metode income-based value, maka kita bisa menggunakan perhitungan yang sama untuk dana pensiun di atas:

Pengeluaran rutin tahunan x 25

Dan kita akan mendapatkan angka uang pertanggungan tersebut. Artinya di saat pencari nafkah utama meninggal dunia, akan cair uang pertanggungan sejumlah tersebut, dan dana itu tinggal dimasukkan oleh keluarga yang ditinggalkan ke instrumen investasi dengan rerata return 7% per tahun, dan keluarga tersebut tidak perlu pusing lagi mencari uang untuk kebutuhan hidup sehari-hari walaupun pencari nafkah utama sudah tidak ada.

Tips dan trik mencatat pengeluaran

Hal ini sudah sering saya kemukakan di akun media sosial saya, bahwa saya merupakan penganut pencatatan pengeluaran manual di Microsoft Excel, dan tidak menggunakan aplikasi yang canggih. But that’s for me though, might not be the same for you.

Entah mengapa, berkali-kali saya mencoba menggunakan aplikasi-aplikasi untuk mencatat pengeluaran, tetap saja tidak ada yang berhasil membuat saya disiplin di dalam melakukannya. Akhirnya, yang saya lakukan adalah back to the basics (which I would recommend you do if you’ve gone through the same failure with those budgeting applications):

Yang saya lakukan adalah mencatat secara manual semua pengeluaran setiap kali uangnya baru saja keluar, tetapi sedikit lebih canggih daripada mencatat di buku notes kecil, saya melakukannya dengan cara mengirim text message ke diri saya sendiri di Telegram (yes, it’s possible in Telegram), contohnya seperti:

  • Beli roti – 50 ribu
  • Beli kaos Uniqlo – 199 ribu
  • Bayar gaji babysitter – 2 juta
  • Bayar listrik – 900 ribu
  • …dst

Kemudian pada akhir bulan tersebut saya menggabungkan seluruh pengeluaran dari catatan text message tersebut ke sebuah file Microsoft Excel. Selanjutnya saya akan memberi warna yang berbeda untuk menandakan pengeluaran tersebut mana yang tergolong ke KEBUTUHAN (wajib dibayarkan), mana yang tergolong ke KEINGINAN (sebenarnya tidak dibeli pun tidak apa-apa).

Anda cukup melakukan hal ini dengan disiplin selama 3 bulan, maka saya jamin pada akhir bulan ketiga Anda sudah akan mengetahui berapa sebenarnya angka pasti kebutuhan rutin bulanan Anda.

Yes, you really need to be disciplined for 3 months, and you’ll find the number.

Setelah 3 bulan ini, sebenarnya pencatatan pengeluaran menjadi tidak terlalu krusial untuk dilakukan secara mendetil lagi, asalkan Anda strict terhadap diri Anda sendiri dan tidak melakukan pengeluaran-pengeluaran yang tidak penting.

Namun, sebagai catatan, biasanya angka kebutuhan rutin bulanan ini akan mengalami penambahan perlahan-lahan yang masih dalam batas kewajaran seiring dengan Anda menjalani hidup, misalnya kalau Anda baru saja membeli polis asuransi jiwa, maka ke depannya Anda harus menyisihkan sebagian uang lebih dari gaji setiap bulan untuk membayar polis yang jatuh tempo pembayaran di tahun berikutnya. Untuk itulah gunanya kita punya budget, sehingga selama  angka pengeluaran untuk kebutuhan rutin tersebut masih di bawah 50% dari gaji bulanan, then we can still breathe and live normally, while still investing 20% or more every month.

There you go, docs.

Ternyata mencatat pengeluaran memiliki manfaat yang jauh lebih penting daripada hanya sekedar penekanan yang muluk-muluk mengenai kedisiplinan keuangan seseorang.

I bet you initially thought I was just being a nosy blogger by repeatedly asking you to jolt down your expenses.

Maybe I am.

You wouldn’t know until you actually tried it.


Apakah Anda sudah mencatat pengeluaran secara rutin?
Apakah Anda setuju bahwa hal ini penting di dalam perencanaan keuangan?
Tinggalkan komentar di kolom di bawah.

Photo by Kelly Sikkema on Unsplash

www.domainesia.com

6 thoughts on “Manfaat Mencatat Pengeluaran”

  1. Gara-gara membaca soal budgeting melulu dari blog ini, akhir-akhir ini jadi lebih memperhatikan pengeluaran, akhirnya mulai terbayang estimasi pengeluaran mingguan & bulanan ?
    Great blog doc! ??

    Reply
  2. really love this content! sama bgttt dok saya udah coba bbrp aplikasi dan ga cocok, lebih cocok yg konvensional. sedikit masukan kyknya tampilan web nya bisa lebih cakep dehh dok biar makin semangat bacanya, tp aside from that bermanfaat as always! thank you yaa dok sukses terus

    Reply
  3. Gara-gara di”racuni” teman sejawat untuk baca blog ini, saya akhirnya berhasil bebas dari hutang konsumtif, punya dana darurat, punya investasi juga, dan buku kas keuangan saya akhirnya mulai bisa melakukan pencatatan pengeluaran rutin. Awalnya bingung banget mau memulai dari mana untuk budgeting, secara saya memulai dari angka minus (terlilit hutang konsumtif), akhirnya pelan2, saya resapi tiap artikel di blog ini (sampai akhirnya googling dan nntn youtube tutorial untuk beberapa hal yg sifatnya lebih teknikal), tapi berangkat dari memulai budgeting dan pencatatan pengeluaran inilah, akhirnya saya bisa bebas dari hutang konsumtif (walopun butuh waktu 2 tahun untuk itu). Terima kasih banyak,doc!!

    Really appreciate it and I can’t wait to explore new reading about “why not bitcoin” for the next lesson I need to consider in my life ?

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Weekly newsletter

Suntikan literasi keuangan (dan kehidupan) mingguan di tengah kesibukan Anda!