karsten-winegeart-JpdRrwSKqC4-unsplash
Picture of Dissecting Money

Dissecting Money

DomaiNesia

Efek Biaya terhadap Investasi

Saya yakin bahwa kebanyakan investor mungkin tidak pernah menyadari berapa biaya yang dibebankan ke kantong mereka dalam instrumen investasi yang mereka miliki, dan seberapa banyak itu sebenarnya memengaruhi keseluruhan return investasi mereka.

Saya harap setelah membaca artikel ini, kita semua akan menjadi semakin kritis di dalam mengamati biaya-biaya di dalam produk-produk finansial yang Anda beli/miliki dan efek sebenarnya terhadap dana investasi Anda.

Apa yang dimaksud dengan “biaya?”

Sebaiknya kita luruskan dulu apa sebenarnya yang dimaksud dengan biaya dalam investasi. Contoh yang paling mudah adalah pada saat kita menabung uang di bank, maka akan ada biaya administrasi untuk pengelolaan dan pencatatan uang milik kita di bank tersebut. Tidak hanya bank, dalam setiap produk finansial di luar sana, kita semestinya selalu berpikir dan bertanya: apa biaya-biaya yang dibebankan kepada kita dan apa efeknya terhadap dana investasi kita.

Di dalam berinvestasi di reksa dana, maka ada biaya jual atau beli (kebanyakan sekarang sudah gratis), dan yang sudah pasti ada: biaya pengelolaan dana investasi kita oleh manajer investasi. Di dalam berinvestasi langsung ke perusahaan sekuritas untuk membeli saham individu, maka ada biaya transaksi jual maupun beli efek (saham).

Tidak akan lupa saya sebutkan, bahwa produk asuransi yang berbalutkan investasi atau yang sering disebut dengan istilah unit-linked pun, di dalamnya mengandung biaya-biaya, antara lain:

Nope, I am not kidding: ini merupakan foto dari polis asli sebuah produk asuransi yang berbalutkan investasi.

(Komik asli dari: As Cronicas de Wesley)

Banyak lagi biaya-biaya yang diberikan nama lain oleh sang empunya produk agar tidak terlalu diperhitungkan oleh investor, tetapi saya tidak mau artikel ini jadi terlalu membosankan dan mendeskripsikan semuanya.

Let’s see how fees actually impact your investment.

(Saya akan menggunakan instrumen reksa dana sebagai contoh, karena investasi pasif di reksa dana paling mudah untuk dihitung efek biayanya terhadap return investasi)

Studi kasus pengandaian

Andi, Beni dan Ceri adalah kakak-beradik yang merupakan anak-anak dari seorang dokter spesialis yang baru saja meninggal dunia dan masing-masing mendapat warisan sebesar 100 juta IDR. Karena mereka masih berusia 20-an tahun, maka mereka ingin menginvestasikan uang mereka masing-masing dalam jangka panjang untuk diambil lagi mendekati masa mereka pensiun nanti.

Berikut ini adalah pilihan-pilihan mereka:

Andi

  • Reksa dana saham A
  • Rerata return 7% per tahun
  • Biaya pengelolaan manajer investasi 3% per tahun
  • Diinvestasikan selama 30 tahun

Pada akhir tahun ke-30, dana tersebut dicairkan dan menjadi sejumlah: 312 juta IDR.

Beni

  • Reksa dana saham B
  • Rerata return 7% per tahun
  • Biaya pengelolaan manajer investasi 2% per tahun
  • Diinvestasikan selama 30 tahun

Pada akhir tahun ke-30, dana tersebut dicairkan dan menjadi sejumlah: 421 juta IDR.

Ceri

  • Reksa dana saham C
  • Rerata return 7% per tahun
  • Biaya pengelolaan manajer investasi 1% per tahun
  • Diinvestasikan selama 30 tahun

Pada akhir tahun ke-30, dana tersebut dicairkan dan menjadi sejumlah: 560 juta IDR.

Are you seeing the numbers now?

Tidak berhenti sampai di situ, karena dana di atas merupakan dana investasi lump sum (satu kali taruh dan ditinggalkan), ternyata Andi, Beni dan Ceri juga pada saat yang bersamaan rutin menginvestasikan uang sebesar 5 juta IDR setiap bulan dari gaji mereka untuk kebutuhan dana pensiun mereka (dollar-cost averaging).

Mereka sama-sama menginvestasikan uang tabungan rutin tersebut ke reksa dana, kita asumsikan rerata return ketiganya sama: 7% per tahun, diinvestasikan selama 30 tahun. Hanya saja, seperti contoh di atas, reksa dana Andi memiliki biaya pengelolaan sebesar 3%, reksa dana Beni 2%, dan reksa dana Ceri 1%.

Mari kita lihat berapa jumlah dana pensiun yang mereka miliki, dan berapa yang sebenarnya “termakan” oleh biaya pengelolaan dari manajer investasi:

Andi

  • Total dana pensiun: 3 miliar 491 juta IDR
  • Yang termakan biaya: 2 miliar 558 juta IDR

Beni

  • Total dana pensiun: 4 miliar 176 juta IDR
  • Yang termakan biaya: 1 miliar 874 juta IDR

Ceri

  • Total dana pensiun: 5 miliar 16 juta IDR
  • Yang termakan biaya: 1 miliar 33 juta IDR

Dari kedua contoh kasus pengandaian di atas, dapat kita lihat bahwa jumlah yang mereka tabung sama, periode investasinya sama, return dari investasinya pun sama. Akan tetapi, dengan biaya pengelolaan yang berbeda, Ceri memiliki total dana pensiun hampir 2x lipat dari Andi, hanya karena perbedaan biaya sebesar 2%.

Bagaimana mungkin persentase biaya yang “kecil” ini ternyata bisa membuat Andi tanpa sadar sudah mentraktir manajer investasinya sebesar 2,5 miliar IDR?

Mengapa hasil akhirnya bisa berbeda jauh?

Jika Anda berpikir bahwa “mungkin dokter salah hitung, 2% dari 5 miliar kan hanya 100 juta,” Anda tidak sendirian. Saya pun dulu berpikir bahwa cara menghitung biaya dalam investasi pun demikian: semudah mengalikan persentase biaya ke total dana yang saya miliki di akhir.

Tidak semudah itu, Ferguso.

Saya mengajak sejawat untuk mengingat kembali cara kerja compound interest, dan bagaimana saya selalu menganalogikan uang kita sebagai pekerja-pekerja/minions yang dapat bekerja mencari pekerja lagi untuk kita.

Compounding works both ways!

Jika Anda sudah melihat bagaimana persentase return yang compounding dapat melipatgandakan uang Anda secara luar biasa dalam jangka panjang, maka persentase biaya pun memiliki cara compounding yang sama!

Kembali ke analogi uang sebagai pekerja:

Apabila kita memiliki modal 100 pekerja di awal, dan setelah bekerja di tahun pertama mendapatkan 7 pekerja tambahan, tetapi mengorbankan 3 pekerja untuk biaya (7% return, 3% fee), maka 3 pekerja ini adalah pekerja-pekerja yang tidak akan pernah bekerja lagi untuk kita di tahun-tahun berikutnya! Di tahun-tahun yang mengikuti pun sama, setiap tahun ada 3 pekerja yang berpindah dari tangan kita menjadi pekerja orang lain dan bekerja mencari pekerja lagi di sana.

Namun, jangan lupa: kinerja mereka di tangan orang lain di tahun-tahun berikutnya seharusnya kita perhitungkan sebagai kinerja yang “lolos” dari tangan kita, dan inilah yang seringkali orang tidak perhitungkan.

(Lihat kembali biaya-biaya yang terkandung dalam asuransi yang berbalutkan investasi di atas, how do you see them now?)

Jadi, jangan pernah menganggap remeh efek biaya terhadap dana investasi Anda, dan jangan pernah lupakan:

Semua penyedia jasa keuangan memikirkan umbilikusnya masing-masing.

Jadi jangan heran kalau kita berinvestasi terus, tetapi yang terus-menerus naik pesawat kelas bisnis adalah bos-bos bank, perusahaan asuransi, sekuritas, dll. Investor ritel duduk dengan lutut terhimpit kursi depan di baris-baris belakang yang tertutup korden.

Seperti yang sudah saya janjikan di awal, sekarang sejawat sudah menjadi lebih kritis di dalam menyelidiki biaya-biaya yang tersembunyi di dalam produk investasi.

Sekarang waktunya untuk melihat dan mempelajari kembali seluruh instrumen investasi yang sejawat miliki.


Apakah Anda masih belum terlalu peduli dengan biaya-biaya di dalam investasi?
Atau memang selama ini Anda belum pernah melihatnya dalam angka?
Tinggalkan komentar di kolom di bawah.

Photo by Karsten Winegeart on Unsplash

www.domainesia.com

8 thoughts on “Efek Biaya terhadap Investasi”

  1. Nah ini dia !!!! … komponen yang sering di lupakan apabila nitip ternak duit ke “ orang kepercayaan”’,, frase “ … punya umbilikusnya masing- masing”’menjadi nyata dengan penjelasan artikel ini,, terima kasih dok.. salam hangat

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Weekly newsletter

Suntikan literasi keuangan (dan kehidupan) mingguan di tengah kesibukan Anda!