masaaki-komori-iaSzwYccV28-unsplash
Picture of Dissecting Money

Dissecting Money

DomaiNesia

Apakah Dokter Kebal Resesi Ekonomi?

Photo by Masaaki Komori on Unsplash

Resesi tidak dapat dicegah

Mengapa resesi atau krisis ekonomi tidak dapat dicegah? Sebelumnya anda perlu mengetahui dulu bagaimana perekonomian suatu negara bekerja. Mungkin terdengar membosankan, tapi hal ini sangat perlu untuk diketahui sebelum seseorang mulai berinvestasi, apalagi di masa-masa sekarang dimana semua pihak menyuarakan kekhawatirannya akan resesi ekonomi di tahun 2020.

Daripada saya harus menjelaskan secara rinci dan anda malas membacanya, ada cara yang jauh lebih mudah (namun butuh waktu 30 menit).

Tontonlah dulu video berdurasi 30 menit yang dibuat oleh Ray Dalio, seorang triliuner dan investor, yang berjudul “How the economic machine works” di bawah ini.

Video “How the Economic Machine Works” by Ray Dalio

Setelah menonton video tersebut, barulah kita dapat mengerti bahwa perekonomian berjalan dalam sebuah siklus, dan tanpa kita sadari, kita juga memegang peranan di dalamnya (baik investor maupun non-investor). Sehingga dokter pun tidak kebal terhadap kemunduran perekonomian negara. Layaknya bencana banjir yang melanda di awal tahun 2020 ini, kita tidak bisa menghentikan hujannya, yang bisa kita lakukan hanyalah bersiap dan mengontrol risiko.

Persiapan apa saja yang dapat kita lakukan untuk mempersiapkan keuangan kita menghadapi suatu resesi ekonomi?

Jangan simpan uang tunai terlalu banyak

Ya, salah satu hal yang dapat dilakukan untuk menghadapi kemungkinan resesi adalah membatasi diri dari menyimpan uang tunai/cash terlalu banyak. Mengapa? Karena kemerosotan ekonomi suatu negara sudah pasti berujung kepada kemerosotan nilai mata uang di negara tersebut, atau yang biasa disebut dengan inflasi.

Seberapa jauh nilai uang kita bisa berkurang dalam krisis ekonomi, tidak ada yang bisa menebak. Namun sebagai sebuah contoh, pada saat terjadi krisis moneter tahun 1998, nilai inflasi saat itu mencapai 77,7%! Apa artinya persentase ini? Artinya jika anda membeli sebuah barang yang berharga Rp. 1.000.000,- di awal tahun, pada akhir tahun untuk membeli barang yang sama anda harus membayar sejumlah Rp. 1.770.000,-.

Jadi, kalau bukan cash, harus beli aset apa dong? Berikut beberapa saran alokasi aset yang dapat menjadi “pertahanan” kita dalam menghadapi kemunduran perekonomian negara.

Deposito

Ya, walau bisa dibilang konservatif, tapi di saat ada kemungkinan perekonomian terkoreksi (koreksi = istilah kerennya orang finance untuk bilang penurunan/kemunduran), maka deposito tetap merupakan salah satu opsi yang aman.

Mengapa? Karena minimal pada akhir dari periode deposito tersebut anda akan mendapat imbal hasil/bunga yang tetap sesuai dengan kesepakatan awal, berarti uang anda “bekerja” dan nominalnya sudah bertumbuh dari nilai awalnya. Jika dana yang dimiliki cukup banyak, bisa dipikirkan untuk membuka deposito mata uang asing seperti dolar Amerika (USD), yang tentunya nilainya akan lebih bertahan terhadap inflasi jika dibandingkan dengan rupiah (IDR).

Imbal hasil rerata deposito di akhir tahun 2019 kemarin sekitar 5-6% per tahun.

Bagaimana jika tidak memiliki dana yang cukup untuk memenuhi dana minimal deposito? Reksa dana pasar uang dapat menjadi opsi, karena pada dasarnya dalam reksa dana pasar uang, uang anda akan didistribusikan ke dalam deposito atau instrumen cash equivalent lain.

Emas atau logam mulia

Mungkin daripada membahas seluruh logam mulia, kita bahas emas saja yang memang komoditas yang paling umum dimiliki investor. Emas dapat menjadi instrumen investasi untuk “menandingi” inflasi di saat perekonomian diperkirakan akan mengalami penurunan. Bahkan, peningkatan minat pasar yang signifikan terhadap nilai emas seringkali dijadikan sebagai prediktor akan menurunnya perekonomian (karena masyarakat sudah mulai takut memegang uang tunai).

Untuk yang belum tahu, investasi emas bisa berbentuk fisik atau online. Ketidaknyamanan dari investasi emas fisik adalah anda perlu datang membeli dan mengambil emas tersebut, lalu perlu memikirkan cara penyimpanan yang aman juga. Biasanya dalam bentuk safe deposit box (SDB), yang artinya anda butuh mengeluarkan uang lagi. Pun saat mau menjual emas, anda berarti harus mengambil dulu dari SDB baru pergi ke pembelinya. Kalau mau meyimpan di rumah, ya berarti siap dengan risiko dirampok. Sebagai catatan, emas fisik harganya dapat dihargai berbeda-beda oleh pembeli, tergantung dari ada/tidaknya kecacatan pada emas fisiknya, atau berdasarkan nomor seri resmi dari Antam. Pastikan yang anda beli bukan emas palsu, kalau tidak mau punya terlalu banyak pemberat kertas di rumah.

Emas online dapat menjadi alternatif, karena kepemilikannya online, dan bentuk fisiknya disimpan di Inggris. Tapi pastikan dulu sebelum anda beli emas online bahwa anda diperbolehkan untuk sewaktu-waktu menukarnya menjadi bentuk fisik, karena ada beberapa aplikasi investasi emas online yang menyatakan bahwa investor tidak dapat menukarkan ke bentuk emas fisik, yang menurut saya agak tidak masuk akal.

Sebuah poin penting yang perlu diingat yaitu bahwa emas memiliki harga kurs jual (saat anda membeli) dan kurs beli (saat anda menjual) yang berbeda. Ada gap di antaranya yang rata-rata memerlukan waktu 6 bulan untuk menutupinya. Sehingga oleh sebagian orang, emas tidak dianggap sebagai suatu instrumen investasi, namun hanya sebagai bentuk lain pengganti uang tunai yang lebih aman. Di Amerika, emas tidak begitu digemari karena imbal hasilnya sekedar menyamai tingkat inflasi (tapi perlu diingat bahwa posisi USD jauh lebih kuat daripada IDR).

Surat hutang/obligasi pemerintah

Obligasi Ritel Indonesia atau yang dikenal dengan singkatan ORI adalah surat hutang negara yang dijual kepada individu/perseorangan warga negara Indonesia (WNI).

Selain karena obligasi memiliki return yang kompetitif terhadap inflasi (ORI016 tahun 2019 memiliki return 6,8% per tahun), anda dapat melihat di video Ray Dalio di atas bahwa pada saat krisis ekonomi terjadi sedemikian rupa sehingga bank negara harus mencetak uang lebih banyak, yang akan dilunasi oleh negara terlebih dahulu adalah piutang terhadap masyarakatnya. Melalui pelunasan obligasi ini jugalah maka pemerintah bisa “merangsang” kegiatan jual-beli masyarakat sehingga perlahan-lahan akan memulihkan keadaan ekonomi negara.

Selain merupakan instrumen investasi yang relatif aman, menanamkan dana di obligasi sangat baik untuk perekonomian negara karena berarti negara berhutang kepada masyarakatnya dan tidak kepada pihak/negara lain.


Bagaimana dengan anda?
Apakah sudah mengalokasikan aset ke instrumen-instrumen tersebut?
Tinggalkan komentar di kolom di bawah, atau melalui icon chat di kanan bawah.

Subscribe dan jangan pernah lewatkan artikel terbaru! Klik di sini.

www.domainesia.com

4 thoughts on “Apakah Dokter Kebal Resesi Ekonomi?”

  1. Setuju .. sebar di surat utang negara .. jangka 2 tahun ada SBR ada sukuk tabungan , atau yg 3 tahun ada ORI dan Sukuk ritel .. yang 10-15 tahun ada Fixed rate ..

    Reply
  2. Mungkin kalau dokter punya privilage utk invest di alat kedokteran yg dipake spesialist. They are good choice too for investasi jangka menengah.

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Weekly newsletter

Suntikan literasi keuangan (dan kehidupan) mingguan di tengah kesibukan Anda!