blake-wisz-TcgASSD5G04-unsplash
Dissecting Money

Dissecting Money

DomaiNesia

Apa Artinya Hidup Frugal?

Apakah yang dimaksud dengan hidup frugal? Apakah artinya kita harus hidup pelit?

Saya benci orang pelit

Sepanjang hidup saya, saya paling benci melihat orang yang hidupnya pelit. Misalnya teman SD yang tidak mau membagi minumannya, teman sekolah perempuan yang saya pinjam ballpoint untuk menulis saja tidak boleh, teman SMA yang saya lihat tidak pernah jajan di kantin karena mau menghemat uangnya, dan lain sebagainya.

Menurut saya (dulu), mereka adalah orang-orang yang tidak bisa menikmati hidupnya di masa sekarang dan tidak percaya bahwa Tuhan akan menyediakan untuk hidup kita secukupnya.

Sampai tiba waktunya saya harus mengatur keuangan saya dan keluarga saya sendiri barulah saya mempelajari mengenai semua ini. Namun, sebelumnya kita harus memahami dulu apa perbedaan antara hidup hemat (frugal) dan hidup pelit (cheap). Karena ternyata perbedaan di antara keduanya sangat bermakna.

Perbedaan antara hemat dan pelit

To put it simply:

  • Hidup hemat adalah saat Anda berangkat pagi dan buang air besar (BAB) di kantor agar menghemat tisu toilet di rumah.
  • Hidup pelit adalah saat Anda membawa pulang tisu toilet dari kantor untuk dipakai di rumah.

Jadi dapat dilihat bahwa seseorang yang hidup hemat tidak akan merugikan orang lain, sementara seseorang yang hidup pelit cenderung merugikan orang lain di dalam praktik pengaturan keuangannya.

Oh, wait.

Orang yang hidup pelit biasanya justru merupakan cerminan pribadi yang tidak bijak dalam mengatur keuangannya. Seseorang yang hidup hemat pasti memiliki budgeting/penganggaran, sehingga dia tidak akan membelanjakan uangnya melebihi “pagar” yang sudah ditetapkan dalam penganggarannya. Sementara seorang yang hidup pelit hanya tidak mau keluar uang, yang sebenarnya pun ditabung tidak jelas untuk apa (biasanya untuk pengeluaran pos “keinginan” yang seringkali bukan merupakan prioritas).

Jadi setelah kita dapat membedakannya, kita akan membicarakan mengenai gaya hidup hemat atau frugal, yang merupakan sebuah kunci yang sangat penting dalam rangka mencapai financial independence retire early (FIRE).

Bertahan dan menyerang

Sebelumnya, sedikit mengenai konsep bertahan dan menyerang di dalam personal finance. Di dalam olahraga, sangatlah penting untuk mengetahui dan menyeimbangkan antara bertahan dan menyerang agar kita dapat memenangi pertandingan.

Di dalam personal finance pun seperti itu. Jika “menyerang” adalah cara-cara kita untuk meningkatkan income, dan memilih instrumen investasi yang agresif, maka cara “bertahan” adalah dengan cara hidup hemat. Hidup hemat ini sering digambarkan oleh financial planner dengan istilah “live below our means.”

Untuk mengerti lebih lagi apa itu living below our means, saya berikan lagi contoh sederhananya:

  • Living above our means:
    Gaji bulan lalu 10 juta IDR, total pengeluaran bulan ini 12 juta IDR (2 jutanya digesek pakai kartu kredit)
  • Living within our means:
    Gaji bulan lalu 10 juta IDR, total pengeluaran bulan ini 10 juta IDR (impas)
  • Living below our means:
    Gaji bulan lalu 10 juta IDR, total pengeluaran bulan ini 8 juta IDR (20% lebihnya diinvestasikan sehingga menjadi aset)

Too many people nowadays concentrate too much on offense, but not on their defense.

Hidup hemat/frugal adalah inti

Karena percuma Anda punya gaji 100 juta IDR sebulan kalau keluarnya pun sebanyak itu.

Masih ingat gambar ini?

Satu-satunya cara agar Anda bisa mendapat dana yang cukup untuk hidup di masa pensiun (kanan) DAN membiayai hidup anak-anak Anda (kiri) di usia non-produktifnya adalah dengan menjadikan uang Anda saat di masa produktif (tengah) sebagai aset yang akan menghasilkan uang lagi untuk Anda.

Sehingga untuk saya hanya ada beberapa kemungkinan alasan seorang dokter tidak hidup frugal di usia produktifnya dan tidak memikirkan mengenai dana pensiun dari hari pertama dia mendapat gaji:

  1. Dia anak Sultan
  2. Dia hidup hanya untuk memenuhi Instagram feed-nya dengan foto-foto hidup mevvah sehingga suatu hari mendapat suami/istri seorang anak Sultan
  3. Dia memang mengharapkan anak-anaknya akan memenuhi kebutuhannya di masa pensiun
  4. Dia beranggapan bahwa praktik dan income-nya akan terus sama sampai di hari dia meninggalkan dunia ini,
    atau kemungkinan terakhir yang paling sederhana:
  5. Dia belum pernah melihat dan merenungkan skema di atas.

Tidak mungkin dilakukan tanpa budgeting

Dapat kita lihat bahwa dari contoh living below our means di atas, tidak mungkin kita dapat mengatakan bahwa kita sudah hidup hemat/frugal jika kita tidak melakukan budgeting. Bagaimana Anda dapat hidup berhemat kalau Anda bahkan tidak tahu batas-batas dari pengeluaran Anda?

How can you live below your means, if you don’t know just how much your means is?

Sebaliknya, jika saya sudah mengalokasikan di dalam file budgeting saya bahwa saya akan mengalokasikan 20% dari gaji untuk investasi dan 30% untuk keinginan, maka jika pada waktu mendapat gaji di bulan berikutnya saya belum menghabiskan 30% uang untuk keinginan tersebut, maka saya sudah hidup di bawah kemampuan finansial saya. Which means more money I can invest and turn into assets, which means the closer I am to reaching my financial goal(s).

Belum mengetahui bagaimana cara untuk melakukan budgeting? Subscribe untuk weekly e-mail newsletter Dissecting Money di kolom sebelah kanan dan dapatkan tutorial video budgeting sederhana menggunakan Microsoft Excel.

Mempraktikkan gaya hidup frugal

Saya tidak akan terlalu banyak membahas mengenai praktik untuk hidup frugal karena sudah banyak sekali contohnya di internet, dan saya pun pernah menuliskan beberapa tips dan trik untuk hidup frugal di dalam artikel yang berjudul “7 Penyebab Kebangkrutan Anda.”

Tapi mungkin 2 panutan dalam hal gaya hidup frugal yang paling menjadi panutan untuk saya adalah:

  • Mr. Money Mustache, salah seorang blogger pelopor FIRE movement, yang berhasil mencapai tahap financial freedom di usia 30-an tahun (yup, you read that right) karena beliau hanya menggunakan sepeda tiap hari untuk bepergian.
  • Jim Dahle, MD, penulis blog The White Coat Investor yang memelopori gerakan tagar #LiveLikeAResident, yang memberi pesan sangat sederhana untuk seorang dokter yang baru saja lulus studi spesialis: hiduplah (secara finansial) seperti seorang residen 5-10 tahun lagi.

Karena kedua tokoh di ataslah, saya yang dulu sebagai residen orthopaedi dapat bertahan hidup hanya dengan uang untuk “keinginan” sebesar 2,5 juta IDR per bulan, sekarang masih dapat hidup sebagai seorang spesialis orthopaedi dengan uang “keinginan” sebesar 2,7 juta IDR per bulan (di luar “kebutuhan”).

Well….. I’m off by 200 thousand IDR, but you get the picture.

If you don’t believe me, here’s a screenshot of my budgeting file for July 2020:

The rest of my money is working, somewhere out there.


Apakah Anda sudah mengenal gaya hidup frugal?
Apa kira-kira kesulitan yang Anda hadapi dalam memulainya?
Tinggalkan komentar di kolom di bawah.

Photo by Blake Wisz on Unsplash

www.domainesia.com

17 thoughts on “Apa Artinya Hidup Frugal?”

  1. salam kenal dok, saya salah seorang follower dokter di twitter.

    mengenai artikel ini, jujur sangat relatable dgn saya saat ini dok

    karena saya adalah seorang dokter yang baru diterima ppds.

    seiring kepindahan kota domisili, keharusan tinggal sendiri, dst, budgetting saya jadi sangat terpengaruh dok.

    dibandingkan dengan budget saya ketika belum diterima ppds, saat ini saya mengalami kenaikan budget sebanyak 143%.

    dan itu baru kebutuhan, karena masalah keinginan memang tidak seharusnya menjadi prioritas seorang ppds kan dok?

    intinya, semoga budgetting saya tidak semakin naik dan bisa stabil sesuai seharusnya sekalipun saya sudah lulus nantinya.

    akhir kata, terimakasih atas artikel ini dan lainnya yang saya dapatkan dari twitter juga dok.

    sampai komentar lain.

    Reply
      • saya lupa menambahkan pada komentar pertama saya dokter,

        bahwa dulu, saya pernah berada pada alasan keempat;
        dari lima alasan mengapa “belum hidup frugal di usia produktif saya dan tidak memikirkan mengenai dana pensiun dari hari pertama saya mendapat gaji”

        memang, saya pernah beranggapan bahwa praktik dan income saya akan terus sama; meskipun jelas tidak sampai di hari saya meninggalkan dunia ini.

        setidaknya, anggapan ini berakhir begitu saya tidak lagi praktik dan mendapat income seperti semasa praktik.

        dan syukurlah saya masih memiliki dukungan finansial setelah berhenti praktik.

        yang pastinya tidak akan terus sama sampai saya kembali praktik.

        karena itu, kehidupan baru sebagai ppds ini benar-benar menjadi titik balik pemikiran saya.

        betapa saya harus hidup hemat/frugal, dan meneruskan hidup seperti itu sekembalinya saya berpraktik; bahkan dalam hitungan tahun setelahnya.

        sehingga semoga, keterlambatan saya untuk memulai menghimpun dana darurat tidak akan lebih merugikan lagi.

        sekali lagi, terimakasih banyak atas ilmu dan wawasan yang dokter bagikan ini.

        semoga pengetahuan keuangan pribadi segera diadopsi dalam kurikulum pendidikan kedokteran di seluruh negeri.

        Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Weekly newsletter

Suntikan literasi keuangan (dan kehidupan) mingguan di tengah kesibukan Anda!