sander-sammy--UVPQ6FpBAA-unsplash
Picture of Dissecting Money

Dissecting Money

DomaiNesia

5 Hal Buruk akibat Iri Hati

Kata orang-orang, “iri hati tanda tak mampu.” Sementara ungkapan lain mengatakan bahwa “rumput di halaman tetangga selalu lebih hijau.” Jadi bagaimana seharusnya kita menyikapi sifat manusia yang sulit sekali dihilangkan ini?

Iri hati dapat diarahkan kepada setiap segi dalam kehidupan: penampilan orang lain yang lebih ganteng/cantik, tas branded yang mereka miliki, mobil mewah yang mereka bawa sehari-hari, rumah orang lain yang lebih Instagrammable, gaji yang lebih tinggi, dsb.

Sehingga pada artikel ini saya akan menjabarkan kepada Anda hal-hal buruk yang dapat timbul di dalam diri seseorang akibat dari rasa iri hati, agar Anda tidak lagi jatuh di dalam jebakan perasaan iri hati yang perlahan menggerogoti mental, cara berpikir, dan bahkan kesehatan fisik Anda ini.

Hati yang tenang menyehatkan badan; iri hati bagaikan penyakit yang mematikan.
– Amsal 14: 30 (BIMK)

Throughout this article I’ll put some quotes from King Solomon. Why? Because not only he was the wisest person who ever lived, he also was the richest king who ever lived.

Got to listen to this guy, folks.

Berikut ini merupakan 5 hal buruk yang akan timbul akibat rasa iri hati.

Lebih lelah

Selalu mengingini sesuatu yang lebih dan lebih lagi sudah pasti akan membuat Anda lebih lelah. Lihat saja seorang dokter yang hanya berpraktik menggunakan 1 surat izin praktik (SIP) dan dokter lain yang menggunakan 3 SIP. Sudah pasti dokter yang berpraktik di 3 tempat akan selalu tampak lebih lelah dan selalu berjalan seperti ada yang mengejarnya di belakang atau menunggunya di depan.

Percuma Anda menghabiskan tenaga untuk mengejar sesuatu dan mendapatkan lebih lagi apabila Anda hanya akan mati akibat kelelahan. I thought that much is clear for everyone. Mungkin tidak sampai mati, but boy do I have to tell you:

Burnout is real.

Kelelahan fisik di dalam pekerjaan yang mempengaruhi mental kita adalah sebuah kenyataan yang tidak banyak orang mau bicarakan.

Jangan sampai Anda terjebak di dalam siklus kesehatan kebanyakan orang (anggaplah harapan hidup rata-rata seseorang itu 70 tahun):

Mengorbankan kesehatan selama 50 tahun untuk bekerja mencari uang, kemudian 20 tahun berikutnya menghabiskan uang yang sudah dikumpulkan untuk mencoba membeli kesehatan.

Ironic, but it’s all around you.

Janganlah bersusah payah untuk menjadi kaya. Batalkanlah niatmu itu.
– Amsal 23: 4 (BIMK)

Lebih banyak pengeluaran

Prinsip dan matematika yang juga sederhana, tetapi entah mengapa selalu menyelip tanpa terlihat dan tanpa disadari. Memiliki barang yang lebih banyak akan membuat pengeluaran Anda menjadi lebih banyak.

“Wow, dokter A merupakan juragan properti dan sudah memiliki 3 rumah di daerah yang berbeda.”

(Pun pajak, tagihan listrik, tagihan air, dll yang 3 kali lebih banyak)

“Wow, dokter B itu isi garasinya ada 2 mobil mewah Eropa dan 1 mobil listrik.”

(Pun pajak, biaya bensin/baterai, dan biaya perawatan yang berkali-kali lebih mahal)

“Wow, dokter C punya 2 istri.”

(Do I really need to give comment on this?)

Jadi, jangan hanya menghabiskan waktu Anda tenggelam dalam iri hati karena rumput tetangga Anda lebih hijau, tetapi mulailah alihkan konsentrasi Anda ke pemikiran bahwa tagihan air, biaya pupuk serta perawatan rumput tetangga Anda itu juga pasti lebih mahal.

Orang bijaksana tetap makmur dan kaya; tetapi orang bodoh memboroskan hartanya.
– Amsal 21: 20 (BIMK)

Lebih cemas

Semakin banyak barang yang Anda miliki, akan semakin banyak kekhawatiran Anda.

Anda tidak akan khawatir mengenai harga spare part mobil Ferrari jika Anda tidak memilikinya.

Anda tidak perlu memikirkan mengenai biaya pengelolaan dan pajak rumah kosong di suatu daerah yang jauh apabila Anda memang tidak memiliki aset properti lain.

Saya tidak perlu khawatir akan motor besar 1.000 cc yang diparkir di luar dan takut akan dicuri orang, karena saya memang tidak memiliki motor besar 1.000 cc. Saya tidak perlu memanaskannya setiap beberapa hari sekali karena takut olinya akan membeku di selang-selang saluran oli, karena saya tidak memilikinya. Pun saya tidak perlu pusing akan pembayaran pajaknya di bulan Februari setiap tahunnya.

Ada juga orang-orang yang memiliki banyak logam mulia dan barang-barang berharga, sehingga mereka takut menyimpannya di rumah, sehingga mereka harus keluar uang lagi untuk menyewa safe deposit box untuk menyimpannya. More expenses.

Lebih sedikit barang yang Anda miliki, lebih sedikit biaya yang perlu keluar untuk perbaikan, perawatan, pajak, asuransi dan lain sebagainya.

Have you ever thought about this?

Seorang pekerja boleh jadi tidak punya cukup makanan, tapi setidak-tidaknya ia bisa tidur nyenyak. Sebaliknya, seorang kaya hartanya begitu banyak, sehingga ia tak bisa tidur karena cemas.
– Pengkhotbah 5: 11 (BIMK)

Lebih banyak konflik

Jika Anda merasa lebih lelah, lebih banyak pengeluaran serta lebih cemas, tebak apa dampaknya terhadap hubungan interpersonal Anda: lebih banyak konflik dan gesekan.

Faktanya, salah satu tanda utama seseorang mengalami burnout (yang seringkali tidak disadari sendiri oleh orang tersebut) adalah gampang marah di tempat dia bekerja.

Look around you.

Dokter bedah yang terkenal pemarah di kamar operasi (some of my students and OT nurses would say I’m included).

Atasan/bos yang selalu tidak puas dengan apa yang kita kerjakan.

Suami/istri yang selalu pulang ke rumah dan kalimat pertamanya di rumah adalah keluhan tentang sesuatu (AC yang kurang dingin, pintu garasi yang rusak, mobil yang belum dicuci, dsb) yang seringkali berujung pertengkaran.

Those are all signs of burnout, and they don’t even know they’re falling into it, which creates more conflict in their lives.

Bayangkan seorang suami/istri yang kelelahan, banyak pengeluaran dan penuh kecemasan, hampir pasti dapat kita prediksi komunikasi atau hubungan di dalam keluarganya lebih rentan untuk mengalami pertengkaran atau keretakan. Tidak mengherankan jika salah satu penyebab utama perceraian di dalam rumah tangga adalah permasalahan finansial (I’ll love you ’til debt do us part).

Siapa mencari keuntungan yang tidak halal, menghancurkan keluarganya sendiri. Siapa membenci uang sogok, akan hidup bahagia.
– Amsal 15: 27 (BIMK)

Jadi, jika Anda membaca ini dan berpikir bahwa ini sangat relatable, dan mengakui bahwa memang sudah banyak konflik yang terjadi di dalam rumah tangga atau hubungan interpersonal Anda, Anda harus bertanya kepada diri Anda sendiri: jangan-jangan konflik yang ada selama ini merupakan akibat dari saya yang sedang mengingini sesuatu yang lebih dan lebih lagi tanpa menyadari bahwa sebenarnya perjalanan ini tidak berujung?

More dissatisfaction (lebih tidak puas)

Poin kelima ini menyempurnakan lingkaran setan dari semua ini, dimana salah satu akibat dari rasa iri hati adalah menyebabkan kita memiliki rasa “haus” yang lebih dan lebih lagi, sehingga kita akan kembali ke titik awal dimana kita memulai ini semua.

Seseorang yang mau menjadi kaya, tergoda dan terjerat oleh bermacam-macam keinginan yang bodoh dan yang merusak. Keinginan-keinginan itu membuat orang tersebut menjadi hancur dan celaka.
– 1 Timotius 6: 9

Pernahkan Anda berpikir mengapa setelah beratus-ratus tahun manusia masih saja jatuh dalam skema investasi bodong yang menjanjikan seseorang untuk menjadi cepat kaya? Padahal semua metode dan caranya relatif sama, hanya dibungkus dengan cara yang berbeda-beda. But why do people (doctors included) keep falling for it?

Karena mereka tidak pernah merasa puas dengan apa yang mereka telah miliki.

Semua itu sia-sia seperti usaha mengejar angin. Lebih baik kita puas dengan apa yang ada pada kita daripada selalu menginginkan lebih banyak lagi.
– Pengkhotbah 6: 9 (BIMK)

Karena perasaan tidak puas inilah maka mereka akan selalu mencari cara untuk mendapatkan uang secara cepat, sehingga cara-cara ilegal pun dijadikan cara untuk mencapainya. “Untuk apa saya berinvestasi secara pasif di reksadana indeks, apabila ada yang bisa menggandakan uang saya dalam beberapa bulan saja,” kata mereka.

Tidak terhitung respon orang yang mendengar cara berinvestasi secara pasif di reksadana indeks ini dan berkomentar “ah, itu terlalu konservatif!”

No, as a matter of fact, it’s not conservative at all. It is in fact very aggressive (since stocks are involved) while still trying to manage the risk carefully.

I just don’t want to lose the money I already have.

How much more simpler could it be?

But they just wanted more, didn’t they?

I wonder why…


Demikianlah 5 hal buruk yang dapat terjadi di dalam kehidupan kita apabila kita masih menjalani keseharian kita dengan perasaan iri hati akan kekayaan, kecantikan, maupun kekuasaan orang lain.

Apakah keseharian Anda masih diwarnai oleh iri hati?
Apakah itu berpengaruh terhadap aspek lain dalam kehidupan Anda?
Tinggalkan komentar di kolom di bawah.

Photo by Sander Sammy on Unsplash

www.domainesia.com

2 thoughts on “5 Hal Buruk akibat Iri Hati”

  1. Very wise words indeed..
    To be honest, terkadang ada sedikit rasa iri hati thd teman sejawat atau yg beda profesi namun memiliki pendapatan lbh tinggi. Namun saya selalu liat lbh jauh dr itu, biasanya keliatan bahwasannya mereka memiliki beban kerja lebih tinggi serta cenderung complain more about their jobs.
    Me on the other hand, pendapatan saya gak seberapa dibanding mereka, orang tua juga msh memberikan tambahan, I just have enough. Not less, not more. Tapi saya bisa tetap menikmati hobi saya dan I still love my job as a physician. I am often seen as not doing hard enough, especially in terms of salary. But I guess, with the effort I put in, I get what I deserved, huh? ??‍♂️

    Reply
    • Betul sekali, dan jangan lupa bahwa ada hal yang tidak akan pernah bisa dibeli dengan uang, yaitu: waktu. Kalau kita tidak ngegas kerja sehingga uangnya “lebih sedikit” tapi kita punya waktu lebih banyak untuk olahraga, hobi, keluarga, itu priceless.

      Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Weekly newsletter

Suntikan literasi keuangan (dan kehidupan) mingguan di tengah kesibukan Anda!