kelly-sikkema-vSNy_bWa5AE-unsplash
Picture of Dissecting Money

Dissecting Money

DomaiNesia

Mengenal 4% Rule

Masih banyak sejawat yang mungkin belum mengenal apa itu 4% rule dalam rangka pencairan dana pensiun. Sebaliknya, sejawat yang sudah membaca mengenai 4% rule mungkin sudah mengetahui bahwa banyak sekali argumen yang menentang konsep ini. Pada artikel ini saya akan menjabarkan mengenai 4% rule, dan mengapa kita seharusnya tidak perlu terlalu pusing memikirkannya.

Apa itu 4% rule?

Four-percent rule atau 4% withdrawal rate merupakan sebuah konsep matematis yang pertama kali diungkapkan oleh William P. Bengen di dalam artikelnya yang berjudul “Determining Withdrawal Rates Using Historical Data.” Singkatnya, pada saat target dana pensiun kita sudah tercapai, maka kita tinggal mencairkan sejumlah 4% dari keseluruhan dana pensiun tersebut di tahun pertama kita pensiun, dan menyesuaikan angka tersebut dengan inflasi pada tahun-tahun berikutnya, maka dana pensiun kita tersebut akan bertahan terus dan tidak habis hingga 30-50 tahun ke depan. (Sounds complicated, but I’ll simplify it with an example later)

But so far, it’s interesting, right? You can have a potload of money that will not run out for at least 30 years.

Jika usia harapan pensiun seorang dokter adalah pada usia 60 tahun, maka uang tersebut akan bertahan paling tidak sampai kita berusia 90 tahun, dan kita sama sekali tidak perlu bergantung kepada anak-anak kita sampai akhir hayat kita (well, unless we’re lucky enough to live to 100 years and above).

Say goodbye to sandwich generation!

Berbeda dengan rule of 25

Banyak orang (termasuk saya dulu) mungkin mengira bahwa 4% rule ini berhubungan dengan rule of 25, dimana rumus ini digunakan untuk menghitung kebutuhan dana pensiun seseorang dengan mengalikan angka 25 dengan pengeluaran rutin tahunan seseorang. Contohnya:

Pengeluaran rutin sebulan 10 juta IDR

Pengeluaran rutin setahun: 10 juta IDR x 12 bulan = 120 juta IDR

Maka kebutuhan dana pensiun adalah: 120 juta IDR x 25 = 3 miliar IDR

Sementara jika pengeluaran rutin tahunan tersebut dibagi 4%, maka angka yang keluar pun sama = 3 miliar IDR.

Kedua rules tersebut tampak seperti berhubungan, tetapi sebenarnya tidak berhubungan sama sekali dengan artikel 4% withdrawal rate yang dituliskan oleh William P. Bengen.

Contoh aplikasi 4% rule

Sebagaimana telah saya sebutkan di atas, bahwa pencairan 4% dari dana pensiun ini perlu disesuaikan dengan tingkat inflasi (adjusted for inflation) di Indonesia setiap tahunnya. Maka untuk mempermudah, saya akan menjabarkannya dalam sebuah contoh kasus.

Katakanlah seorang dokter sudah mencapai target kebutuhan dana pensiunnya sejumlah 10 miliar IDR pada saat beliau berusia 60 tahun.

Maka, pada tahun pertamanya menjalani pensiun, yang perlu beliau lakukan adalah mencairkan 4% dari uang 10 miliar IDR tersebut = 400 juta IDR (untuk kebutuhan hidupnya selama setahun ke depan, jadi untuk kebutuhan hidup per bulannya = 400 juta IDR / 12 bulan = 33 juta IDR tiap bulan).

Pada tahun keduanya menjalani masa pensiun, beliau harus mengetahui tingkat inflasi Indonesia di waktu tersebut, bilanglah angka inflasinya adalah 2%. Maka, dana yang dapat dicairkan dari dana pensiun adalah sebesar 400 juta IDR (angka pencairan di tahun sebelumnya) x 102% = 408 juta IDR.

Pun seterusnya di setiap tahun berikutnya beliau akan menghitung demikian:

Angka pencairan tahun sebelumnya x (100 + tingkat inflasi)%

A little bit complicated, but dude, you studied anatomy and physiology. This is nothing.

Argumentasi-argumentasi melawan 4% rule

Sayangnya, jika sejawat mempelajari lebih lanjutmengenai 4% withdrawal rate ini, maka kita akan menemukan bahwa ada beberapa sumber yang menyatakan bahwa angka 4% ini tidak relevan lagi, antara lain karena:

Data diambil dari bursa saham Amerika Serikat

Penelitian di atas diambil dari data historis kondisi perekonomian di Amerika Serikat (AS), yang notabene merupakan negara yang perekonomiannya bisa dibilang paling “beruntung” dibandingkan dengan perekonomian negara-negara lain, termasuk Indonesia. Sehingga, angka pencairan 4% tersebut ditakutkan tidak akan membuat dana pensiun kita yang tinggal di negara di luar AS cukup untuk bertahan sampai >30 tahun.

Tidak cocok untuk mereka yang mau pensiun dini

Alasan kedua yang dipegang oleh mereka yang menentang 4% rule ini adalah karena perhitungan ini mengasumsikan bahwa seseorang akan melakukan pencairan dana pensiun pertamanya di usia selazimnya seseorang pensiun atau sekitar usia 60-65 tahun. Sementara, belakangan ini semakin banyak orang yang mengejar financial independence, retire early atau yang biasa disingkat sebagai FIRE, dimana seseorang bisa saja memilih untuk pensiun dini sebelum usia yang lazim. Sehingga jika kita melihat artikel di atas lagi dimana periode terpendek dana pensiun ini bertahan adalah 30 tahun, maka jika kita pensiun dini di usia 40 tahun dan dana pensiun kita hanya bertahan sampai usia 70 tahun, akan timbul tanda tanya besar: setelah itu kita hidup dengan uang dari mana?

Jadi, setelah melihat argumentasi-argumentasi di atas, apa yang sebaiknya kita lakukan?

It doesn’t really matter

Meskipun fakta-fakta dari argumentasi di atas sangat jelas dan lumayan menjatuhkan mental kita dalam mempersiapkan dana pensiun, I’m going to tell you some of the reasons why I think you shouldn’t worry about any of it and why it doesn’t really matter:

At least we have a plan

Mari kita kembali ke awal dan jangan melupakan bahwa 4% rule pencairan dana pensiun ini adalah untuk mereka yang dana pensiunnya sudah terkumpul.

Pertanyaan terpentingnya justru:

Have you had your pension fund all planned out?

Jadi yang utama dan yang terutama adalah paling tidak kita sudah memiliki strategi untuk mencapai nominal dana pensiun tersebut terlebih dahulu, dengan cara menabung dan menginvestasikan paling tidak 20% dari gaji bulanan kita secara pasif.

Mengapa saya mengungkapkan hal ini di awal? Karena semua orang menginginkan memiliki dana pensiun yang cukup, tetapi sangat sedikit orang yang betul-betul duduk dan menyusun strategi keuangan untuk mencapai tujuan tersebut. Kebanyakan orang bahkan sama sekali tidak memiliki tujuan investasi yang jelas dan tidak mengetahui apa yang sedang dia lakukan dengan uangnya.

Jangan pernah menganggap remeh kekuatan dari goal-setting. Itulah pembeda utama seorang petualang yang berhasil mencapai tujuan dengan yang kehabisan bensin di tengah jalan.

Jadi alasan untuk berspekulasi

Alasan yang kedua mengapa seharusnya kita tidak terlalu memusingkan fakta bahwa pencairan dana pensiun 4% per tahun itu tidak cukup, karena biasanya kepusingan tersebut akan mengarah kepada 2 kemungkinan jalan keluar yang dapat kita pilih:

  • Kita harus menabung lebih banyak
  • Kita harus menaruh uang kita di instrumen yang lebih berisiko untuk imbal hasil yang lebih tinggi

Jarang sekali ada orang yang akan memilih poin yang pertama, dan secara psikologis memang terbukti manusia akan lebih rentan untuk jatuh ke poin kedua, sehingga seseorang akan rentan untuk terjerumus di dalam investasi bodong demi untuk mengejar nominal imbal hasil yang lebih tinggi. Rumus matematika yang seharusnya baru kita pusingkan nanti saat sudah pensiun justru hanya jadi alasan untuk memilih instrumen spekulasi.

So be wise, my brothers and sisters.

Just have your pension fund portfolio planned out, manage your risk well, and we’ll cross the 4% rule bridge when we come to it.

Pensiun bukan berarti kita tidak dapat memiliki pendapatan sama sekali

Last but not least, here’s another common misconception:

Siapa bilang ketika sudah pensiun artinya kita tidak memiliki pendapatan sama sekali? Sebaliknya, justru dengan mencapai financial independence, kebanyakan orang yang sudah mengalaminya merasa bahwa mereka lebih mendapat “nilai” dari apa yang mereka kerjakan, karena mereka mengerjakannya tanpa rasa keharusan untuk mendapat imbalan uang dari pekerjaan tersebut.

Bayangkan misalnya keseharian yang Anda jalani sebagai klinisi melayani pasien tanpa harus peduli apakah ada uang di balik pelayanan tersebut atau tidak. That would bring a whole lot of meaning to our everyday lives.

Kalaupun Anda sudah lelah dengan dunia kedokteran, Anda bisa mulai mendalami mimpi atau bakat-bakat terpendam Anda yang selama ini Anda simpan, dan bukan tidak mungkin gigs tersebut dapat menghasilkan uang juga. Be a blogger? Teach ballet? Open an online shop? Build an animal shelter? The sky’s the limit! 

Faktanya, jika di masa pensiun Anda masih dapat menghasilkan pendapatan bulanan sejumlah 20 juta IDR per bulan, itu sama saja dengan memiliki nilai tambahan dana pensiun sejumlah 6 miliar IDR.

Freaking awesome, isn’t it?

And for sure you can go for margaritas on a beach anytime you want, without every worrying about next month’s salary.

There you go, docs. Now you know about the 4% rule.

Sorry for the long wait, hopefully the next article’s going to be sooner than later!


Apakah Anda merasa perhitungan persentase pencairan dana pensiun ini penting?
Apakah ada suatu hal terkait strategi investasi yang akan Anda ubah?
Tinggalkan komentar di kolom di bawah.

Photo by Kelly Sikkema on Unsplash

www.domainesia.com

2 thoughts on “Mengenal 4% Rule”

  1. I feel like I should be paying to read all of your posts hahaha thank you, Doc.
    Hopefully, I will get to that “pusing perhitungan persentase pencairan dana pensiun” phase earlier, still long way to go!

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Weekly newsletter

Suntikan literasi keuangan (dan kehidupan) mingguan di tengah kesibukan Anda!