A Letter for Residents
Kamu sudah mengambil langkah untuk belajar menjadi dokter spesialis, dan semua pengalaman itu bahkan lebih berharga daripada ijazah spesialis itu sendiri.
Including a free budgeting tutorial video and an e-book: pitfalls of investing among doctors
Kamu sudah mengambil langkah untuk belajar menjadi dokter spesialis, dan semua pengalaman itu bahkan lebih berharga daripada ijazah spesialis itu sendiri.
Mengapa resesi atau krisis ekonomi tidak dapat dicegah? Sebelumnya anda perlu mengetahui dulu bagaimana perekonomian suatu negara bekerja. Mungkin terdengar membosankan, tapi hal ini sangat perlu untuk diketahui sebelum seseorang mulai berinvestasi, apalagi di masa-masa sekarang dimana semua pihak menyuarakan kekhawatirannya akan resesi ekonomi di tahun 2020.
Photo by Randy Fath on Unsplash Kesalahpahaman umum Entah mengapa, banyak dokter berpikir jika berbicara tentang investasi, artinya adalah membicarakan prospek membangun sebuah bisnis baru
Gue rasa tantangan tiap orang berbeda-beda ya? Mungkin ada yang tanggungannya masih banyak (misal udah berkeluarga tapi masih harus biayain adik-adiknya kuliah, bantuin orang tua, dll). Kalau gue pribadi sih karena gue boros aja dan hasrat foya-foyanya tinggi. Itungannya kan katanya 20% gaji buat tabungan. Kalau gue mungkin cuma 5%. 15%nya lagi buat foya-foya. Itu yang bikin susah.
Kenyataan pahit Mari bicara kenyataan dan berhenti berpura-pura sejenak: tidak semua dokter adalah dokter yang sukses. Kaya? Ya, mungkin mayoritas dokter bisa dibilang “kaya,” namun
Seperti sistem imun yang menjaga tubuh kita dari sakit, maka asuransi adalah yang menjaga jikalau terjadi sesuatu yang dapat berimbas kepada berhentinya income seseorang, atau terjadi ancaman terhadap tabungan investasinya.
Mengapa ini penting? Karena compound interest seringkali diibaratkan sebagai keajaiban dunia ke-8! (Well, saya sendiri sudah lupa apa 7 keajaiban dunia yang lain karena terus berganti-ganti, tapi anda wajib mengingat yang kedelapan ini)
“Financial literacy is the ability to make informed judgments and to make effective decisions regarding the use and management of money.” National Foundation for Educational
Mengapa mayoritas dokter tidak (atau mungkin tepatnya sangat terlambat) memikirkan untuk berinvestasi? Untuk menjawab pertanyaan tersebut saya mencoba berangkat dari pengalaman pribadi saya, yang membuat saya sebelumnya tidak percaya atau bahkan tidak mencoba mengerti dunia investasi.
Anamnesis, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) didefinisikan sebagai: Psikologi: keterangan tentang kehidupan seseorang (klien) yang diperoleh melalui wawancara dan sebagainya. Kedokteran dan fisiologi: riwayat
Tapi yang luar biasa dari kolega saya ini adalah beliau langsung menyadari bahwa di saat anda berada dalam posisi stagnan, sebetulnya itulah alarm dari diri anda sendiri untuk mengatakan: saatnya melakukan self-improvement.
Prinsip dasar ini terkesan sederhana, namun menurut saya banyak orang justru terjatuh karena kesederhanaannya. Sure, I want to invest in my own self. Yes, I want to improve myself. But how?
Pada anamnesis finansial perdana ini, saya mendapat kehormatan untuk berdiskusi dengan seorang banker, yang kebenaran juga adalah seorang drummer band metal (yes, cool isn’t it?). Beliau bernama Mr. Erixon Sihite.
Rata-rata, seorang dokter spesialis akan sepuluh tahun lebih telat menerima gaji tetap jika dibandingkan dengan teman seumurannya yang bekerja di bidang lain. Rinciannya antara lain 5 tahun kedokteran umum, 1 tahun internship, beberapa tahun bekerja sebagai dokter umum, 4-5 tahun pendidikan dokter spesialis, kemudian baru menerima gaji tetap.
Satu kutipan dari William Bernstein yang sangat menusuk, namun merupakan fakta pahit yang harus kita terima: Alasan dokter-dokter merupakan investor yang payah adalah karena mereka tidak menganggap finance seserius mereka menganggap dunia kedokteran.
Pertanyaan wajib Jika Anda baru saja mau memulai melakukan investasi, atau jika Anda baru saja berkonsultasi dengan seorang financial advisor, maka pertanyaan yang paling awal